OFO

Halaman

    Social Items


Makalah Interaksi Sosial

A. Interaksi Sosial

1.   Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2. Macam - Macam Interaksi Sosial
  Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1.  Interaksi antara individu dan individu
 Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.  Interaksi antara individu dan kelompok
 Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
 Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

3.  Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
 Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu  :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a.    Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b.    Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c.    Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.    Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a.    Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.    Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.     Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

4. Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
a.  Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

5. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu :
a.    Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

B. Stratifikasi Sosial.

1.   Pengertian stratifikasi

Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis) dan sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

2. Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

3.  Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama

4.   Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

5.  Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

6.  Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

B. Manusia dan Kebudayaan
1.   Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapien (Bahasa latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalamantropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

2.   Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

3.   Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu :
#Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
#Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
#Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

C. SOSIALISASI
1.   Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
a)   Sosialisasi primer
Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya
b) Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Ada dua tipe sosialisasi, yaitu :
c)    Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
d)   Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat

D. FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

1.   Faktor Perubahan Sosial

Perubahan-perubahan pada masyarkat-masyarakat di dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lannya, antara lain berkat adanya komunikasi yang modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat-masyarakat lain yang jauh dari tempat tersebut. Hal ini menyebabkan suatu perubahan sosial budaya pada masyarakat di suatu tempatFaktor yang menyebabkan perubahan sosial, pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut sumbernya mungkin ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu yaitu datangnya sebagai pengaruh dari masyarakat lain atau dari alam sekitarnya. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri adalah antar lain:

2. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di pulau jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk mngkin disebabkan karena pindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain. Perpindahan penduduk tersebut mengakibatkan kekosongan, misalnaya dalam bidang pembagian kerja, stratifikasi sosial dan selanjutnya yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

3.   Penemuan-penemuan Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan  baru tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

4.   Pertentangan
Dalam masyarakat mungkin pola menjadi sebab daripada terjadnya perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan antar kelompok-kelompok.

5Terjadinya Pemberontakan  atau revolusi di dalam Tubuh masyarakat itu sendiri
Revolusi yang terjadi pada bulan Oktober 1917 di rusia menyebabkan terjadinya perubahan besar di sana. Negara tersebut yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan yang absolut, berubah menjadi diktator proletariat yang di dasarkan pada doktrinMarxisme. Segenap lembaga-lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga mengalami perubahan-perubahan yang besar sampai ke akar-akarnya.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG JALANNYA PROSES PERUBAHAN

1.   Kontak dengan kebudayaan lain

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah suatu proses pnyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang-perorangan kepada perorangan lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baruyang telah dihasilkan. Dengan adanya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh msyarakat, dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat laus smapai umat manusia didunia dapat menikmati kegunaan bagi kemajuan peradaban yaitu antara lain proses tersebut merupakan pendorong bagi pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia.

2.  Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan suatu nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka fikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana cara berfikir secara ilmiah.. pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir secara objektif , halmana akan dapat memberikan kemampuan baginya untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat , maka masyarakat akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk mengadakan penemuan-penemuan baru. Hadiah Nobel misalnya merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru.

4. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
Sistem terbuka tersebut memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas yang berarti memberi kesempatan bago orang-perorangan untuk maju atas dasar kemampuan-kemampuannya dalam. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyaistatus yang lebig tinggi. Identifikasi merupakan  tingkah laku yang sedemikian rupa, sehingga seseorang merasa dirinya berkedudukan sama dengan orang atau golongan lain yang dianggapnya lebuh tinggi dengan harapan agar dia diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifkasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-subordinasi. Pada golongan yang lebih rendah kedudukannya, acapkali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial yang dimilikinya.

5.   Penduduk yang heterogen
Masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda ras, ideologi yang berbeda dan seterusnya, mempermudah terjadinya pertentanga-pertentangan yang mengakibatkan kegoncangan-kegoncangan. Keadaan tersebut merupakan pendorong bagi terjadinya perubahan sosial.

6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
Keadaan tersebut apabila telah terjadi dalam waktu yang lama, di mana masyarakat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaandapat menyebakkan timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut.


#Makalah Interaksi Sosial

Makalah Interaksi Sosial

Makalah Bahasa dan Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
          Bahasa merupakan hasil dari proses berfikir dari ide dan konsep.  Bahasa di dunia memiliki keanekaragaman. Yang dapat membedakan manusia dengan hewan adalah dari bahasanya. Dalam kehidupan sehari-hari, mudah sekali diamati bahwa bermula dari fikiran lalu tertuang dalam ucapan baik yang positif maupun negatif, bermacam-macam bahasa yang kita ketahui di dunia ini, bermacam-macam pula dialek bahasa yang kita ketahui.  
          Bagi kebanyakan siswa juga mahasiswa bahasa hanya suatu definisi bagi ucapan yang sering kita ucap baik dengan keluarga, teman maupun masyarakat. namun, mereka tidak pernah mengetahui apa makna sebenarnya dari bahasa itu sendiri. Apa saja yang mempengaruhi bahasa serta apa saja manfaat dan fungsi dari bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bahasa
        Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak dimana objek paktual ditranspormasikan menjadi symbol-simbol bahasa yang abstrak. Dengan adanya transpormasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (surya sumantri, 1998)
          Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
          Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
          Berfikir adalah perkembangan ide dan konsep, cirri-ciri utama dari berfikir adalah abstraksi. Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Sebagai factor penting, kemampuan abstraksi pada seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam merumuskan sesuatu dengan tepat. Bila seseorang kurang memiliki daya abstraksi “bahasa” atau “lambang” yang dimilikinya akan terbatas. Manusia dapat berfikir karena manusia memiliki bahasa sedangkan hewan tidak. “bahasa” hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan, sedangkan bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Contohnya, ketika menyaksikan ekspresi seekor anjing atau simpanse yang sedang menunjukan kecerdasannya, kita sering berkata,”hanya satu kekurangannya, mereka tidak bisa berbicara untuk mengeluarkan pikirannya”.
        Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama kepada segala sesuatu, baik yang terlihat maupun tidak. Semua benda, pekerjaan, dan lain-lain yang abstrak bisa diberi nama. Dengan begitu, segala sesutu yang pernah diamati dan dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan ddan pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian-pengertian.
     “bahasa menunjukan kualitas berbicara” atau bahasa menunjukan bangsa, artinya kepribadian seseorang atau bangsa bisa diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya. Secara dialektis, karakter masyarakat akan membentuk karakter bahasa yang ada. Ibarat sebuah disket computer, perasaan, pikiran dan perilaku kita, disadari atau tidak banyak dipengaruhin oleh nilai-nilai yang dipengaruhi bahasa.

2.2  Proses Bahasa
          Bahasa masuk dalam sistem memori, kemudian bekerja mempenggaruhi program perasaan dan pikiran yang diteruskan outputnya dalam bentuk ucapan dan perilaku. Kata-kata (bahasa) yang baik bersifat positif dan optimis, sebab hal itu akan mempengaruhi cara berfikir sampai dewasa.

2.3  Keterkaitan Bahasa
     Bahasa, pikiran, dan budaya memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi masing-masing konstrak tersebut mencerminkan satu konstrak yang lain (Frawley dalam Forrester, 1996). Keterkaitan antara bahasa dan budaya terletak pada asumsi bahwa setiap budaya telah memilih jalannya sendiri-sendiri dalam menentukan apa yang harus dipisahkan dan apa harus diperhatikan untuk memberi nama pada realitas (Goldschmidt, 1960). Di sisi yang lain, keterkaitan antara bahasa dan pikiran terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai bahasa tersebut (Whorf dalam Rakhmat, 2000). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran antara lain:
a.  Bahasa mempengaruhi pikiran
 Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas. Pikiran dapat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia digunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas. 
b. Pikiran mempengaruhi bahasa
  Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif.
c. Bahasa dan pikiran saling mempengaruhi
     Hubungan timbale balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh benyamin vigot sky, seorang ahi sematik berkenmabgsaan rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharuan teori piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Penggabungan vigot sky rhadap kedua pendapat diatas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif. Kata-kata adalah bentuk pemberian pakaian pada realita factual yang terjadi secara nyata.

2.4  Pemahaman Melalui Bahasa
      Bahasa juga memaksakan pemahamana pandangan konseptual pemakai bahasa karena secara tidak langsung manusia mengevaluasi realita berdasarkan bahasa yang manusia miliki. Dengan cara seperti inilah bahasa mempengaruhi fikiran dan tindakan manusia.
  Sebuah desa miskin yang banyak penduduknya susah mencari makanan, hal tersebut bagi pemerintah bukanlah kelaparan, tetapi “rawan pangan”. Pelonjakan harga, bukanlah “kenaikan harga” tetapi “penyesuaian harga”. Upaya rakyat palestina lepas dari “penjajahan” Israel adalah tindakan “agresi” sedangkan tindakan Israel adalah “pembalasan”.

2.5  Pengaruh bahasa
      Pengaruh bahasa terhadap fikiran dapat terjadi melalui aspek formal bahasa. Contoh salah satunya yaitu kata salju. Sebagian besar manusia memiliki kata yang sama untuk menggambarkan salju. Salju yang turun dari langit, salju yang sudah mengeras, atau salju yang meleleh, semua objek salju, tetap dinamakan salju. Berbeda dengan kebnyakan masyarakat orang Eskimo member label berbeda pada objek salju tersebut.
   Secara selektif individu menyaring sensori yang masuk seperti yang di programkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki perbedaan bahasa mempengaruhi perbedaan sensori.

2.6  Manfaat bahasa
  Bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menyandi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa individu mampu mengabstraksikan  pengalamannya dan mengkomunikasikannya pada orang lain karena bahasa  merupakan sistem lambang yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran.

2.7    Komunikasi Psikologi
  Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
      Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi

2.8 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
          Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.” Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
-   Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
-   Pesan yang disampaika
-  (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
(K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain.
Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

      Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
      Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

2.9 Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
 Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.”
          Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi tertama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan.
          Fisher menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi : Penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon (prediction of response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang.
  George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi.
          Komunikasi adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.

2.10 Penggunaan Psikologi Komunikasi
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1.  Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa adalah hasil dari berfikir
2.  Bahasa dipengaruhi oleh masing-masing kebudayaan bangsa, contohnya Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, Negara Jepang menggunakan bahasa jepang.
3. Bahasa merupakan factor terpenting dalam berfikir atau manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan pada hewwan yaitu bahasa insting.
4.  Fungsi bahasa yaitu dengan bahasa manusia bisa member nama kepada segala Sesutu, seperti pada benda, sifat, pekerjaan, dan hal-hal yang abstrak lainnya.
5.  Proses bahasa yaitu segala sesuatu yang pernah diamati dan dialami yang disimpan dalam memori otak, kemudian menjadi tanggapan dan pengalaman-pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian yang diungkapkan melalui bahasa.
  
DAFTAR PUSTAKA  
Drs Rahmat Jalaludin M Nc. Psikologi Komunikasi. Bandung : 1991 PT Remaja Rosdakarya
Gerungan Wa. Psikologi Social. Bandung: 2002. Refika Aditama
Sobur,Alex. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.
Widiarso,Wahyu. 2005. Pengaruh Bahasa pada Fikiran. UGM.


#Makalah Bahasa dan Komunikasi

Download File Lengkapnya => DISINI <=

Makalah Bahasa dan Komunikasi


SEJARAH BERDIRINYA ASEAN DAN SUMBER DAYA ALAM

SEJARAH BERDIRINYA ASEAN
Sejarah Berdirinya ASEAN – ASEAN didirikan di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok. PERBARA (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) yang lebih terkenal dengan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ini adalah sebuah organisasi geo politik dan ekonomi dari Negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. ASEAN mendapat anggota baru pada tanggal 7 Januari 1984 yaitu Brunai Darussalam, disusul oleh Vietnam sebagai anggota baru ASEAN yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995 dan hingga sampai saat ini, anggota ASEAN adalah semua Negara di Asia Tenggara, kecuali Timor Leste dan Papua Nugini.
Prinsip Utama dari ASEAN
* Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
*Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
*Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
*Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
*Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
*Kerjasama efektif antara anggota


SEJARAH ASEAN
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
  • Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi
  • Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada
  • Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.

Piagam ASEAN (ASEAN Charter)
    Piagam ASEAN merupakan kulminasi dari cita-cita ASEAN sejak lama untuk memiliki sebuah dokumen hukum internasional yang dapat memberikan kekuatan hukum serta memberikan kepribadian hukum kepada ASEAN. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ASEAN didirikan pada tahun 1967 hanya dengan menggunakan sebuah deklarasi, yang sifat kekuatan hukumnya lebih lemah jika dibandingkan dengan Piagam.
   Karena itulah, pada tahun 2005, gagasan untuk menghasilkan Piagam ASEAN mulai dicetuskan kembali. Sebuah satuan kerja (high level task force) dibentuk pada awal tahun 2007 dengan mempertimbangkan berbagai usulan untuk menyusun rancangan piagam ASEAN, dan akhirnya Piagam ASEAN dapat ditandatangani pada akhir tahun 2007. Meski demikian, Piagam ASEAN baru dapat berlaku ketika Thailand menjadi negara terakhir yang menyerahkan instrumen penerimaan Piagam ASEAN kepada ASEAN pada akhir tahun 2008.
Kini, ASEAN memiliki 10 negara anggota, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina (negara-negara pendiri), Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, serta Kamboja. Meski demikian, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Piagam ASEAN, ASEAN masih membuka diri untuk anggota-anggota baru. Syarat-syarat penerimaan negara anggota baru tersebut tertuang dalam pasal 6 (1) Piagam ASEAN:
  • Berada di dalam kawasan geografis Asia Tenggara yang diakui;
  • Diakui oleh seluruh negara-negara anggota ASEAN;
  • Persetujuan untuk diikat dan untuk patuh pada Piagam (ASEAN);
  • Kemampuan dan tekad untuk melaksanakan seluruh tanggung jawab sebagai anggota.
Sebuah negara yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon anggota ASEAN harus mendapatkan persetujuan mufakat (consensus) dari seluruh negara anggota ASEAN pada saat itu—tanpa penolakan satupun—pada forum Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, yang merupakan badan tertinggi di dalam organisasi ASEAN. Baru setelah itu, negara calon anggota diperkenankan menandatangani Instrumen Penerimaan Piagam ASEAN (Instrument of Accession) dan resmi menjadi negara anggota baru.
Berikut ini merupakan negara-negara anggota ASEAN menurut tahun bergabungnya ke dalam ASEAN.


Tujuan ASEAN
ASEAN yang merupakan organisasi negara-negara Asia Tenggara mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai anggotanya. Tujuan ASEAN tersebut tertuang dalam deklarasi Bangkok yang dideklarasikan pada tanggal 8 Agustus 1967.
Isi deklarasi Bangkok yang merupakan tujuan ASEAN tersebut antara lain:
  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
  • Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
  • Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
  • Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
SUMBER DAYA ALAM DI NEGARA ASEAN
Berbagai jenis sumber daya alam terdapat di kawasan Asia Tenggara. Sumber daya itu tersebar di banyak negara. Sumber daya itu dapat dibedakan menjadi sumber daya yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui.

a. Hutan Kawasan Asia Tenggara
Lebih dari 50% kawasan Asia Tenggara ditumbuhi hutan. Hutan menghasilkan berbagai jenis kayu. Hutan di Asia Tenggara terdiri atas beberapa jenis, antara lain hutan hujan tropis (khatulistiwa), hutan monsun tropis, hutan belukar, hutan gunung, hutan pantai, dan hutan rawa. Sebagian besar jenis hutan yang tumbuh adalah hutan hujan tropis. 

Hutan hujan tropis memiliki ciri sebagai berikut.
1) Daunnya hijau sepanjang tahun.
2) Jarak antarpohon rapat dan tutupan daun tebal.
3) Terdapat lapisan-lapisan jenis tumbuhan.
4) Tumbuh-tumbuhan bawah jarang ditemui.
5) Banyak tumbuhan parasit dan menjalar.

b. Pertanian Kawasan Asia Tenggara
Di negara-negara Asia Tenggara, kecuali Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia, lebih dari 50% penduduk bekerja di bidang pertanian. Jenis tanaman yang diusahakan dibedakan menjadi tanaman pangan dan tanaman perdagangan.

1) Pertanian Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang utama adalah padi. Padi ditanam di seluruh negara di Asia Tenggara, kecuali Singapura. Negara penghasil padi yang utama, yaitu Indonesia, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Bahkan, hasil padi dari Thailand, Myanmar, dan Vietnam diekspor.

Penanaman padi banyak dilakukan di kawasan Asia Tenggara karena faktor sebagai berikut.
a) Terdapat banyak dataran rendah yang rata seperti lembah sungai, delta, dan dataran pantai.
b) Curah hujan tahunan 1.500–3.000 mm.
c) Suhu udara tinggi (25–30°C).
d) Jenis tanahnya adalah aluvial dan bahan gunung api yang subur.
e) Pengairan cukup mudah.
f) Tersedia banyak tenaga kerja.

2) Pertanian Tanaman Perdagangan
Tanaman perdagangan utama di kawasan Asia Tenggara adalah karet dan kelapa sawit. Kedua jenis tanaman ini banyak diusahakan di negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sebagian besar karet dunia dihasilkan dari ketiga negara tersebut.
Asia Tenggara memasok lebih dari 70% kebutuhan kelapa sawit dunia. Negara yang menghasilkan banyak kelapa sawit adalah Malaysia dan Indonesia. Kelapa sawit banyak ditanam di daerah Semenanjung Malaysia dan Sabah (Malaysia) serta Kalimantan dan Sumatra (Indonesia).
Tanaman perdagangan yang lain adalah tebu, kelapa, teh, abaka, dan jute. Kawasan Asia Tenggara menghasilkan sekitar 80% gula dunia. Negara Filipina adalah penghasil gula terbesar di Asia Tenggara. Daerah utama penghasil tebu adalah Dataran Tengah Luzon dan Kepulauan Visayan (Negros, Pane, dan Cebu) di Filipina dan Indonesia (Jawa, Kalimantan, dan Sumatra). Teh tumbuh subur di dataran tinggi yang berhawa sejuk dan cukup air. Teh banyak dihasilkan di Dataran Tinggi Cameron (Malaysia) dan Priangan (Jawa, Indonesia).
Kelapa tumbuh subur di daerah pantai yang panas dan lembap sepanjang tahun. Filipina adalah penghasil terbesar kelapa di Asia Tenggara. Kelapa banyak dihasilkan dari Kepulauan Visayan (Pulau Samar dan Cebu) di Filipina dan pantai barat Sumatra (Indonesia). Cebu menjadi pusat pengumpulan dan pemrosesan kopra (kelapa kering) yang utama.
Filipina menghasilkan abaka dalam jumlah besar di Asia Tenggara. Serat abaka digunakan untuk membuat tali. Jute tumbuh subur di daerah delta berawa di muara Sungai Irrawady, Myanmar. Serat jute banyak digunakan untuk membuat karung goni.

c. Bahan Tambang Kawasan Asia Tenggara
Kawasan Asia Tenggara menghasilkan berbagai bahan tambang. Bahan tambang dapat dibedakan menjadi jenis logam, nonlogam, dan bahan bakar.
1) Bahan Tambang Logam
Bahan tambang logam yang dihasilkan dari kawasan Asia Tenggara antara lain bijih timah, bijih besi, tembaga, emas, wolfram/tungsten, bauksit, kuprum, kromium, dan nikel.
2) Bahan Tambang Nonlogam
Jenis bahan tambang nonlogam seperti batu permata dan garam batu dihasilkan dari kawasan Asia Tenggara. Daerah-daerah penghasil bahan tambang logam dan nonlogam dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
3) Bahan Tambang Bahan Bakar
Jenis bahan tambang bahan bakar terdiri atas minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar ini dihasilkan dari beberapa daerah di kawasan Asia Tenggara. Daerah penghasil bahan bakar tambang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PENGGOLONGAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut :  

Tanah
Sumber daya alam di kawasan Asia Tenggara beraneka ragam jenisnya sesuai proses pembentukannya. Berikut ini adalah jenis tanah yang paling banyak terdapat kawasan Asia Tenggara
  • Tanah Vulkanik, merupakan jenis tanah hasil proses vulkanisme gunung merapi. Tanah jenis vulkanik bersifat subur. Karena subur maka sangat baik untuk petanian. Tanah jenis ini banyak terdapat di Negara Indonesia, Thailand, dan Malaysia serta Myanmar
  • Tanah Aluvial (endapan), merupakan jenis tanah yang telah dibawa dan telah diendapkan oleh aliran air sungai. Karena subur tanah aluvial maka sangat baik untuk pertanian. Tanah aluvial terdapat di lembah atau tepi aliran sungai dan delta. Di kawasan Asia Tenggara tanah aluvial terdapat di lembah serta delta di Sungai Nan, Sungai Mekong, dan Sungai Bengawan Solo. 
 Hutan (Flora dan Fauna) 
Kawasan Asia Tenggara sebagian besar beriklim tropis dengan nilai curah hujan yang terbilang tinggi. Dengan keadaan seperti ini akhirnya menumbuhkan hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna. Hutan menghasilkan kayu serta rotan yang akan berguna untuk membuat macam-macam barang dan bahan bangunan.

Perairan
Semua di kawasan Asia Tenggara memiliki wilayah laut, kecuali Laos. Laut adalah sumber daya alam yang penting. Dari laut dapat diperoleh manfaat berikut ini
  • Sebagai sumber bahan pangan yang berupa ikan dan juga hasil laut lainnya
  • Sebagai jalur transportasi air.
  • Sebagai obyek wisata.
  • Dari dasar laut sering juga ditemukan bahan-bahan tambang seperti minyak bumi dan gas alam. 
Tambang
Setiap Negara di kawasan Asia Tenggara memiliki hasil tambang, kecuali Singapura,. Berikut daftar hasil tambang dari tiap negara :
  • Brunei Darussalam : Gas alam dan minyak bumi.
  • Filipina : Bijih besi, krom, tembaga, emas, besi, mangan, timbal, dan perak.
  • Indonesia : Minyak bumi, gas alam, emas, perak, timah putih, bijih besi, dan lain-lain.
  • Kamboja : Bijih besi, mangan, fosfat, dan emas.
  • Laos : Bijih besi, batu bara,  belerang, gibs, timbal, emas, dan tembaga.
  • Malaysia : Minyak bumi, timah putih, gas alam, bijih besi, dan emas serta bouksit.
  • Myanmar : Minyak bumi, emas, timbal, tembaga, dan timah.
  •  Thailand : Timah putih, emas, wolfram, timah hitam, dan mangan.
  • Timor Leste : Emas, mangan, marmer, dan minyak bumi.
  • Vietnam : Bijih besi, emas, timah, gamping fosfast, dan seng serta minyak bumi



#SEJARAH BERDIRINYA ASEAN DAN SUMBER DAYA ALAM

MAKALAH SEJARAH BERDIRINYA ASEAN DAN SUMBER DAYA ALAM