Makalah Bahasa dan Komunikasi - OFO

Halaman

    Social Items

Makalah Bahasa dan Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
          Bahasa merupakan hasil dari proses berfikir dari ide dan konsep.  Bahasa di dunia memiliki keanekaragaman. Yang dapat membedakan manusia dengan hewan adalah dari bahasanya. Dalam kehidupan sehari-hari, mudah sekali diamati bahwa bermula dari fikiran lalu tertuang dalam ucapan baik yang positif maupun negatif, bermacam-macam bahasa yang kita ketahui di dunia ini, bermacam-macam pula dialek bahasa yang kita ketahui.  
          Bagi kebanyakan siswa juga mahasiswa bahasa hanya suatu definisi bagi ucapan yang sering kita ucap baik dengan keluarga, teman maupun masyarakat. namun, mereka tidak pernah mengetahui apa makna sebenarnya dari bahasa itu sendiri. Apa saja yang mempengaruhi bahasa serta apa saja manfaat dan fungsi dari bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bahasa
        Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak dimana objek paktual ditranspormasikan menjadi symbol-simbol bahasa yang abstrak. Dengan adanya transpormasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (surya sumantri, 1998)
          Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
          Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
          Berfikir adalah perkembangan ide dan konsep, cirri-ciri utama dari berfikir adalah abstraksi. Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Sebagai factor penting, kemampuan abstraksi pada seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam merumuskan sesuatu dengan tepat. Bila seseorang kurang memiliki daya abstraksi “bahasa” atau “lambang” yang dimilikinya akan terbatas. Manusia dapat berfikir karena manusia memiliki bahasa sedangkan hewan tidak. “bahasa” hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan, sedangkan bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Contohnya, ketika menyaksikan ekspresi seekor anjing atau simpanse yang sedang menunjukan kecerdasannya, kita sering berkata,”hanya satu kekurangannya, mereka tidak bisa berbicara untuk mengeluarkan pikirannya”.
        Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama kepada segala sesuatu, baik yang terlihat maupun tidak. Semua benda, pekerjaan, dan lain-lain yang abstrak bisa diberi nama. Dengan begitu, segala sesutu yang pernah diamati dan dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan ddan pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian-pengertian.
     “bahasa menunjukan kualitas berbicara” atau bahasa menunjukan bangsa, artinya kepribadian seseorang atau bangsa bisa diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya. Secara dialektis, karakter masyarakat akan membentuk karakter bahasa yang ada. Ibarat sebuah disket computer, perasaan, pikiran dan perilaku kita, disadari atau tidak banyak dipengaruhin oleh nilai-nilai yang dipengaruhi bahasa.

2.2  Proses Bahasa
          Bahasa masuk dalam sistem memori, kemudian bekerja mempenggaruhi program perasaan dan pikiran yang diteruskan outputnya dalam bentuk ucapan dan perilaku. Kata-kata (bahasa) yang baik bersifat positif dan optimis, sebab hal itu akan mempengaruhi cara berfikir sampai dewasa.

2.3  Keterkaitan Bahasa
     Bahasa, pikiran, dan budaya memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi masing-masing konstrak tersebut mencerminkan satu konstrak yang lain (Frawley dalam Forrester, 1996). Keterkaitan antara bahasa dan budaya terletak pada asumsi bahwa setiap budaya telah memilih jalannya sendiri-sendiri dalam menentukan apa yang harus dipisahkan dan apa harus diperhatikan untuk memberi nama pada realitas (Goldschmidt, 1960). Di sisi yang lain, keterkaitan antara bahasa dan pikiran terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai bahasa tersebut (Whorf dalam Rakhmat, 2000). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran antara lain:
a.  Bahasa mempengaruhi pikiran
 Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas. Pikiran dapat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia digunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas. 
b. Pikiran mempengaruhi bahasa
  Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif.
c. Bahasa dan pikiran saling mempengaruhi
     Hubungan timbale balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh benyamin vigot sky, seorang ahi sematik berkenmabgsaan rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharuan teori piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Penggabungan vigot sky rhadap kedua pendapat diatas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif. Kata-kata adalah bentuk pemberian pakaian pada realita factual yang terjadi secara nyata.

2.4  Pemahaman Melalui Bahasa
      Bahasa juga memaksakan pemahamana pandangan konseptual pemakai bahasa karena secara tidak langsung manusia mengevaluasi realita berdasarkan bahasa yang manusia miliki. Dengan cara seperti inilah bahasa mempengaruhi fikiran dan tindakan manusia.
  Sebuah desa miskin yang banyak penduduknya susah mencari makanan, hal tersebut bagi pemerintah bukanlah kelaparan, tetapi “rawan pangan”. Pelonjakan harga, bukanlah “kenaikan harga” tetapi “penyesuaian harga”. Upaya rakyat palestina lepas dari “penjajahan” Israel adalah tindakan “agresi” sedangkan tindakan Israel adalah “pembalasan”.

2.5  Pengaruh bahasa
      Pengaruh bahasa terhadap fikiran dapat terjadi melalui aspek formal bahasa. Contoh salah satunya yaitu kata salju. Sebagian besar manusia memiliki kata yang sama untuk menggambarkan salju. Salju yang turun dari langit, salju yang sudah mengeras, atau salju yang meleleh, semua objek salju, tetap dinamakan salju. Berbeda dengan kebnyakan masyarakat orang Eskimo member label berbeda pada objek salju tersebut.
   Secara selektif individu menyaring sensori yang masuk seperti yang di programkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki perbedaan bahasa mempengaruhi perbedaan sensori.

2.6  Manfaat bahasa
  Bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menyandi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa individu mampu mengabstraksikan  pengalamannya dan mengkomunikasikannya pada orang lain karena bahasa  merupakan sistem lambang yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran.

2.7    Komunikasi Psikologi
  Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
      Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi

2.8 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
          Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.” Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
-   Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
-   Pesan yang disampaika
-  (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
(K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain.
Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

      Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
      Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

2.9 Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
 Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.”
          Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi tertama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan.
          Fisher menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi : Penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon (prediction of response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang.
  George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi.
          Komunikasi adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.

2.10 Penggunaan Psikologi Komunikasi
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1.  Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa adalah hasil dari berfikir
2.  Bahasa dipengaruhi oleh masing-masing kebudayaan bangsa, contohnya Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, Negara Jepang menggunakan bahasa jepang.
3. Bahasa merupakan factor terpenting dalam berfikir atau manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan pada hewwan yaitu bahasa insting.
4.  Fungsi bahasa yaitu dengan bahasa manusia bisa member nama kepada segala Sesutu, seperti pada benda, sifat, pekerjaan, dan hal-hal yang abstrak lainnya.
5.  Proses bahasa yaitu segala sesuatu yang pernah diamati dan dialami yang disimpan dalam memori otak, kemudian menjadi tanggapan dan pengalaman-pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian yang diungkapkan melalui bahasa.
  
DAFTAR PUSTAKA  
Drs Rahmat Jalaludin M Nc. Psikologi Komunikasi. Bandung : 1991 PT Remaja Rosdakarya
Gerungan Wa. Psikologi Social. Bandung: 2002. Refika Aditama
Sobur,Alex. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.
Widiarso,Wahyu. 2005. Pengaruh Bahasa pada Fikiran. UGM.


#Makalah Bahasa dan Komunikasi

Download File Lengkapnya => DISINI <=

Makalah Bahasa dan Komunikasi

Makalah Bahasa dan Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
          Bahasa merupakan hasil dari proses berfikir dari ide dan konsep.  Bahasa di dunia memiliki keanekaragaman. Yang dapat membedakan manusia dengan hewan adalah dari bahasanya. Dalam kehidupan sehari-hari, mudah sekali diamati bahwa bermula dari fikiran lalu tertuang dalam ucapan baik yang positif maupun negatif, bermacam-macam bahasa yang kita ketahui di dunia ini, bermacam-macam pula dialek bahasa yang kita ketahui.  
          Bagi kebanyakan siswa juga mahasiswa bahasa hanya suatu definisi bagi ucapan yang sering kita ucap baik dengan keluarga, teman maupun masyarakat. namun, mereka tidak pernah mengetahui apa makna sebenarnya dari bahasa itu sendiri. Apa saja yang mempengaruhi bahasa serta apa saja manfaat dan fungsi dari bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bahasa
        Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak dimana objek paktual ditranspormasikan menjadi symbol-simbol bahasa yang abstrak. Dengan adanya transpormasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (surya sumantri, 1998)
          Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
          Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
          Berfikir adalah perkembangan ide dan konsep, cirri-ciri utama dari berfikir adalah abstraksi. Abstraksi dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Sebagai factor penting, kemampuan abstraksi pada seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam merumuskan sesuatu dengan tepat. Bila seseorang kurang memiliki daya abstraksi “bahasa” atau “lambang” yang dimilikinya akan terbatas. Manusia dapat berfikir karena manusia memiliki bahasa sedangkan hewan tidak. “bahasa” hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu dipelajari dan diajarkan, sedangkan bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Contohnya, ketika menyaksikan ekspresi seekor anjing atau simpanse yang sedang menunjukan kecerdasannya, kita sering berkata,”hanya satu kekurangannya, mereka tidak bisa berbicara untuk mengeluarkan pikirannya”.
        Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama kepada segala sesuatu, baik yang terlihat maupun tidak. Semua benda, pekerjaan, dan lain-lain yang abstrak bisa diberi nama. Dengan begitu, segala sesutu yang pernah diamati dan dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan ddan pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian-pengertian.
     “bahasa menunjukan kualitas berbicara” atau bahasa menunjukan bangsa, artinya kepribadian seseorang atau bangsa bisa diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya. Secara dialektis, karakter masyarakat akan membentuk karakter bahasa yang ada. Ibarat sebuah disket computer, perasaan, pikiran dan perilaku kita, disadari atau tidak banyak dipengaruhin oleh nilai-nilai yang dipengaruhi bahasa.

2.2  Proses Bahasa
          Bahasa masuk dalam sistem memori, kemudian bekerja mempenggaruhi program perasaan dan pikiran yang diteruskan outputnya dalam bentuk ucapan dan perilaku. Kata-kata (bahasa) yang baik bersifat positif dan optimis, sebab hal itu akan mempengaruhi cara berfikir sampai dewasa.

2.3  Keterkaitan Bahasa
     Bahasa, pikiran, dan budaya memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi masing-masing konstrak tersebut mencerminkan satu konstrak yang lain (Frawley dalam Forrester, 1996). Keterkaitan antara bahasa dan budaya terletak pada asumsi bahwa setiap budaya telah memilih jalannya sendiri-sendiri dalam menentukan apa yang harus dipisahkan dan apa harus diperhatikan untuk memberi nama pada realitas (Goldschmidt, 1960). Di sisi yang lain, keterkaitan antara bahasa dan pikiran terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai bahasa tersebut (Whorf dalam Rakhmat, 2000). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran antara lain:
a.  Bahasa mempengaruhi pikiran
 Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas. Pikiran dapat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia digunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas. 
b. Pikiran mempengaruhi bahasa
  Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif.
c. Bahasa dan pikiran saling mempengaruhi
     Hubungan timbale balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh benyamin vigot sky, seorang ahi sematik berkenmabgsaan rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharuan teori piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Penggabungan vigot sky rhadap kedua pendapat diatas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif. Kata-kata adalah bentuk pemberian pakaian pada realita factual yang terjadi secara nyata.

2.4  Pemahaman Melalui Bahasa
      Bahasa juga memaksakan pemahamana pandangan konseptual pemakai bahasa karena secara tidak langsung manusia mengevaluasi realita berdasarkan bahasa yang manusia miliki. Dengan cara seperti inilah bahasa mempengaruhi fikiran dan tindakan manusia.
  Sebuah desa miskin yang banyak penduduknya susah mencari makanan, hal tersebut bagi pemerintah bukanlah kelaparan, tetapi “rawan pangan”. Pelonjakan harga, bukanlah “kenaikan harga” tetapi “penyesuaian harga”. Upaya rakyat palestina lepas dari “penjajahan” Israel adalah tindakan “agresi” sedangkan tindakan Israel adalah “pembalasan”.

2.5  Pengaruh bahasa
      Pengaruh bahasa terhadap fikiran dapat terjadi melalui aspek formal bahasa. Contoh salah satunya yaitu kata salju. Sebagian besar manusia memiliki kata yang sama untuk menggambarkan salju. Salju yang turun dari langit, salju yang sudah mengeras, atau salju yang meleleh, semua objek salju, tetap dinamakan salju. Berbeda dengan kebnyakan masyarakat orang Eskimo member label berbeda pada objek salju tersebut.
   Secara selektif individu menyaring sensori yang masuk seperti yang di programkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki perbedaan bahasa mempengaruhi perbedaan sensori.

2.6  Manfaat bahasa
  Bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menyandi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa individu mampu mengabstraksikan  pengalamannya dan mengkomunikasikannya pada orang lain karena bahasa  merupakan sistem lambang yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran.

2.7    Komunikasi Psikologi
  Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
      Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi

2.8 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
          Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.” Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
-   Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
-   Pesan yang disampaika
-  (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
(K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain.
Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

      Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
      Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.

2.9 Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
 Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.”
          Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi tertama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan.
          Fisher menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi : Penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon (prediction of response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang.
  George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi.
          Komunikasi adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.

2.10 Penggunaan Psikologi Komunikasi
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1.  Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa adalah hasil dari berfikir
2.  Bahasa dipengaruhi oleh masing-masing kebudayaan bangsa, contohnya Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, Negara Jepang menggunakan bahasa jepang.
3. Bahasa merupakan factor terpenting dalam berfikir atau manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan pada hewwan yaitu bahasa insting.
4.  Fungsi bahasa yaitu dengan bahasa manusia bisa member nama kepada segala Sesutu, seperti pada benda, sifat, pekerjaan, dan hal-hal yang abstrak lainnya.
5.  Proses bahasa yaitu segala sesuatu yang pernah diamati dan dialami yang disimpan dalam memori otak, kemudian menjadi tanggapan dan pengalaman-pengalaman kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian yang diungkapkan melalui bahasa.
  
DAFTAR PUSTAKA  
Drs Rahmat Jalaludin M Nc. Psikologi Komunikasi. Bandung : 1991 PT Remaja Rosdakarya
Gerungan Wa. Psikologi Social. Bandung: 2002. Refika Aditama
Sobur,Alex. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.
Widiarso,Wahyu. 2005. Pengaruh Bahasa pada Fikiran. UGM.


#Makalah Bahasa dan Komunikasi

Download File Lengkapnya => DISINI <=