Makalah Tentang Keperawatan Keluarga - OFO

Halaman

    Social Items

MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA


Pendahuluan

1.1    Latar belakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2002).

A.   Pengertian
       Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masingmasing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
       Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010).
       Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998).
       Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B.   Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a.       Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1)    Membina hubungan intim yang memuaskan.
2)    Menetapkan tujuan bersama.
3)    Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4)    Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5)    Persiapan menjadi orang tua
6)    Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b.     Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1)      Suami merasa diabaikan.
2)      Peningkatan perselisihan dan argument.
3)      Interupsi dalam jadwal kontinu.
4)      Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1)      Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2)      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3)      Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4)      Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5)      Konseling KB post partum 6 minggu.
6)      Menata ruang untuk anak.
7)      Biaya / dana Child Bearing.
8)      Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9)      Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.      Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2)      Membantu anak bersosialisasi.
3)      Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4)      Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5)      Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6)      Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.     Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)    Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
2)      Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3)      Menyediakan aktivitas untuk anak.
4)      Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5)      Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e.      Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)   Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2)  Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3)     Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4)    Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f.       Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2)      Mempertahankan keintiman
3)      Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4)      Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5)      Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6)      Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7)      Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.
g.     Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai.
2)      Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3)      Keakrapan dengan pasangan.
4)      Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5)      Persiapan masa tua/ pension.
h.     Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2)       Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3)       Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4)      Melakukan life review masa lalu.
C.   Tipe keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Tipe Keluarga Tradisional
1)   Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2)   Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3)   Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4)   “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5)  “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
b.      Tipe Keluarga Non Tradisional
1)  The Unmarried teenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2)      The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
3)  Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4)   The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
5)  Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6)    Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
7)    Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8)  Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya
9)      Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11)  Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
D.   Fungsi dan Tugas keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a.       Fungsi Afektif
          Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b.      Fungsi Sosialisasi
 Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c.       Fungsi Reproduksi Keluarga
       Berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d.      Fungsi Ekonomi
    Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e.       Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA
Setyowati Sri. S.Kep dkk.(2008).Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan apilkasi kasus; editorHandoko Riwidikdo, Skp dkk- Jogjakarta : Mitra cendikia
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.





#MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA

Makalah Tentang Keperawatan Keluarga

MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA


Pendahuluan

1.1    Latar belakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2002).

A.   Pengertian
       Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masingmasing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
       Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010).
       Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998).
       Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B.   Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a.       Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1)    Membina hubungan intim yang memuaskan.
2)    Menetapkan tujuan bersama.
3)    Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4)    Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5)    Persiapan menjadi orang tua
6)    Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b.     Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1)      Suami merasa diabaikan.
2)      Peningkatan perselisihan dan argument.
3)      Interupsi dalam jadwal kontinu.
4)      Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1)      Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2)      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3)      Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4)      Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5)      Konseling KB post partum 6 minggu.
6)      Menata ruang untuk anak.
7)      Biaya / dana Child Bearing.
8)      Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9)      Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.      Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2)      Membantu anak bersosialisasi.
3)      Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4)      Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5)      Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6)      Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.     Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)    Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
2)      Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3)      Menyediakan aktivitas untuk anak.
4)      Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5)      Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e.      Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)   Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2)  Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3)     Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4)    Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f.       Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2)      Mempertahankan keintiman
3)      Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4)      Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5)      Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6)      Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7)      Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.
g.     Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai.
2)      Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3)      Keakrapan dengan pasangan.
4)      Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5)      Persiapan masa tua/ pension.
h.     Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1)      Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2)       Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3)       Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4)      Melakukan life review masa lalu.
C.   Tipe keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Tipe Keluarga Tradisional
1)   Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2)   Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3)   Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4)   “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5)  “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
b.      Tipe Keluarga Non Tradisional
1)  The Unmarried teenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2)      The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
3)  Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4)   The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
5)  Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6)    Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
7)    Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8)  Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya
9)      Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11)  Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
D.   Fungsi dan Tugas keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a.       Fungsi Afektif
          Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b.      Fungsi Sosialisasi
 Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c.       Fungsi Reproduksi Keluarga
       Berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d.      Fungsi Ekonomi
    Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e.       Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA
Setyowati Sri. S.Kep dkk.(2008).Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan apilkasi kasus; editorHandoko Riwidikdo, Skp dkk- Jogjakarta : Mitra cendikia
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.





#MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA