MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
Keperawatan
kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan
melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di
semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes,
2006).
Keluarga
yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai
tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi
fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga. (Friedman, 2002).
A.
Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang
masingmasing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari,
2000).
Keluarga adalah suatu system sosial yang
berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai
tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling
menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari
pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
(Friedman, 1998).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010)
berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan
karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan
dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan
darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.
B.
Tahap
perkembangan keluarga
Menurut
Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan,
yaitu:
a.
Keluarga Baru
(Berganning Family)
Pasangan
baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini
antara lain adalah :
1)
Membina hubungan
intim yang memuaskan.
2)
Menetapkan
tujuan bersama.
3)
Membina hubungan
dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4)
Mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB.
5)
Persiapan
menjadi orang tua
6)
Memehami
prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b.
Keluarga dengan
anak pertama < 30 bulan (Child Bearing)
Masa
ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,
seksual dan kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran
orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana Child Bearing.
8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.
Keluarga dengan
Anak Pra Sekolah
Tugas
perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain
juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar
keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
d.
Keluarga dengan
Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut
sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e.
Keluarga dengan
Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan
yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang
dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange
tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f.
Keluarga dengan
Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tugas
perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga,
berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi
contoh bagi anak – anaknya.
g.
Keluarga Usia
Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h.
Keluarga Lanjut
Usia.
Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah
cara hidup.
2) Menerima
kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
C.
Tipe keluarga
Dalam (Sri Setyowati,
2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe
Keluarga Tradisional
1) Keluarga
Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga
Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga
“Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4) “Single
Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5) “Single
Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe
Keluarga Non Tradisional
1) The
Unmarried teenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The
Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune
Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.
4) The
Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan
berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
5) Gay
And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting
Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alas an tertentu.
7) Group-Marriage
Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang
saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8) Group
Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster
Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan
tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
D.
Fungsi dan Tugas
keluarga
Menurut Friedman (1986)
mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a. Fungsi
Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan
fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan
konsep diri positif.
b. Fungsi
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di
sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi.
c. Fungsi
Reproduksi Keluarga
Berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi
Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi
kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang
kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi
Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati Sri.
S.Kep dkk.(2008).Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan apilkasi kasus;
editorHandoko Riwidikdo, Skp dkk- Jogjakarta : Mitra cendikia
Doengoes, Marilynn E.
2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon
MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors.
Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press
Santosa, Budi. 2007.
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Freadman, M. M. (2013).
Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga. Jakarta: TIM.
#MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN KELUARGA