Makalah Analisa SWOT Air Asia - OFO

Halaman

    Social Items

Makalah Analisa SWOT Air Asia

Makalah Analisa SWOT Perusahaan Air Asia

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
            Airasia adalah maskapai penerbangan murah asal Malaysia yang berkantor pusat di Kuala Lumpur. Air Asia telah dinobatkan sebagai maskapai terbaik penerbangan bertarif rendah di dunia dan pelopor perjalanan berbiaya rendah di Asia . Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001.
            Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailand, dan Indonesia.  Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.
            Dengan tagline "Now Everyone Can Fly", Air Asia melayani kota-kota utama di 11 negara Asia. Langkah Tony ini meniru Southwest Airlines (Amerika Serikat). Mengusung tagline “Now Everyone Can Fly” membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah. Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta  hanya Rp. 50.000,- pulang pergi, atau juga ada tersebumemang sering kita lihat dan tak penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000, tak heran maskapai penerbangan ini kini dilirik banyak orang khususnya mahasiswa yang ingin berlibur ala backpacker yang tentunya memiliki budget liburan yang minim.
            Hanya dalam waktu satu tahun saja  Tony Fernandes berhasil menyelesaikan masalah hutang Air Asia. Ia juga telah berhasil memperbaiki prestasi Air Asia dan memperoleh keuntungan serta membuka rute baru penerbangan. AirAsia adalah salah satu pemenang penghargaan dan penerbangan bertarif rendah terbesar di Asia yang berkembang pesat sejak tahun 2001. dengan armada 72 pesawat, AirAsia terbang ke lebih dari 61 tujuan domestik dan internasional dengan 108 rute, dan beroperasi lebih dari 400 penerbangan setiap hari dari hub Dengan jaringan rute yang membentang di lebih dari 20 negara, AirAsia terus membuka jalan bagi penerbangan berbiaya terjangkau lewat solusi inovatif, proses efisien dan pendekatan yang baru dalam usaha ini.
            Bersama anak-anak perusahaan seperti AirAsia X, Thai AirAsia, Indonesia AirAsia dan Philippines’ AirAsia Inc,. AirAsia percaya pada tanpa embel-embel, kerumitan-bebas, konsep bisnis tarif rendah dan merasa bahwa menjaga biaya rendah membutuhkan efisiensi yang tinggi dalam setiap bagian dari bisnis. Melalui filosofi perusahaan "Now everyone can fly", AirAsia telah memicu sebuah revolusi dalam perjalanan udara dengan lebih banyak orang di seluruh wilayah memilih AirAsia sebagai pilihan yang mereka sukai untuktransportasi.
AirAsia menciptakan valuemelalui visi dan misi sebagai berikut:
Airasia Value
Visi
Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.
Misi
·           Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga besar
·           Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
·           Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia
·           Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan

AirAsia membuat model tarif serendah mungkin dan menciptakan nilai melalui penerapan kunci strategi berikut :
Airasia Key Strategies
Safety First
Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia.
High Aircraft Utilization
Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region dengan hanya 25 menit, memastikan tarif terhemat dan produktivitas yang tinggi.
Low Fare, No Frills
Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan kualitas dan layanan.
Streamline Operations
Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara sesederhana dan efisien.
Lean Distribution System
Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk memudahkan proses pembelian dan perjalanan.
Point to Point Network
Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.

            Kunci dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya tetap rendah. Untuk mencapai biaya rendah dibutuhkan efisiensi tinggi di setiap bagian dari bisnis dan mempertahankan kesederhanaan. Oleh karena itu setiap proses sistem harus menggabungkan praktek-praktek industri terbaik.

1.    Afiliansi Air Asia
            Pada akhir tahun 2006 , Fernandes meluncurkan rencana lima tahun untuk lebih meningkatkan kehadiran AirAsia di Asia . Berdasarkan program tersebut , AirAsia diusulkan memperkuat dan meningkatkan jaringan rute dengan menghubungkan semua tujuan yang ada di seluruh wilayah dan memperluas lebih lanjut ke Vietnam, Indonesia , China Southern ( Kunming , Xiamen , Shenzhen ) dan India . Melalui perusahaan sister , Thai AirAsia dan Indonesia AirAsia , rencana menyerukan fokus pada pengembangan hub di Bangkok dan Jakarta Dengan meningkatnya frekuensi dan penambahan rute baru , AirAsia peningkatan volume penumpang menjadi 13,9 juta pada tahun fiskal 2007.
            Sebuah A320 AirAsia dengan bendera Malaysia di ekor dan Kartun gambar di badan pesawat . Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan mengumumkan 106 rute baru yang akan ditambahkan ke daftar kemudian - saat ini dari 60 . Jumlah rute yang lama dihentikan belum diungkapkan kepada publik .
            AirAsia telah memulai sejak anak perusahaan Thailand , Singapura ditambahkan sendiri ke daftar tujuan , dan mulai penerbangan ke Indonesia . Penerbangan ke Macau mulai pada bulan Juni 2004 , dan penerbangan ke daratan China (Xiamen ) dan Filipina ( Manila ) pada bulan April 2005 . Penerbangan ke Vietnam dan Kamboja diikuti kemudian pada tahun 2005 dan ke Brunei dan Myanmar pada tahun 2006 , yang terakhir dengan Thai AirAsia . Pada bulan Agustus 2006 , AirAsia mengambil alih Malaysia Airlines di rute Pedesaan Air Service di Sabah dan Sarawak , yang beroperasi di bawah merek FlyAsianXpress . Rute ini kemudian dikembalikan ke MASwings setahun kemudian , karena alasan komersial .
Pada bulan Agustus 2011 , AirAsia sepakat untuk membentuk aliansi dengan Malaysia Airlines melalui swap saham  Aliansi dipukul . Turun oleh pemerintah Malaysia , pada dasarnya membatalkan kesepakatan kedua pene.
            Pada awal 2013 , AirAsia melihat peningkatan tajam dalam profitabilitas. Perbandingan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan 168 % dalam keuntungan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012 .  Untuk kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai mencapai 350.650.000 ringgit ( US $ 114.080.000 ) . Meskipun kenaikan 1 % pada harga bahan bakar rata-rata , maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar ringgit untuk 2012 tahun fiskal penuh.
            Pada Februari 2013 , AirAsia mengajukan permohonan kepada Badan Promosi Investasi Luar Negeri India , melalui lengan investasi , AirAsia Investment Limited , untuk meminta persetujuan untuk memulai operasinya di India . AirAsia diminta untuk mengambil 49% saham di adik India maskapai penerbangan , yang merupakan maksimum yang diizinkan oleh pemerintah India pada waktu itu. Awalnya , AirAsia berkomitmen untuk berinvestasi hingga US $ 50 juta untuk maskapai baru . Operasi akan dimulai di Chennai , memperluas jaringan di seluruh India Selatan , di mana AirAsia telah mengoperasikan penerbangan dari Malaysia dan Thailand .

B.   Tujuan
            Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1.        Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Air Asia
2.        Untuk kunci sukses Air Asia sampai saat ini
3.        Untuk mempelajari, model bisnis dari Air Asia

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Air Asia Low Cost Carier
            Air Asia merrupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri penerbangan yang telah menerapkan strategi penerapan harga murah ( low cost carier / LCC) dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih karena sesuai dengan target market yang dipilih oleh Air Asia yaitu konsumen penerbangan yang sangat aware terhadap harga dan hanya membutuhkan maanfat utama dari produk dan pelayanan industri penerbangan yaitu transportasi yang memindahkan konsumen dari satu tempat ke tempat lain. Masuknya Air Asia kesegmen market ini didasari oleh pertimbangan bahwa masih banyaknya penduduk Asia khususnya Asia Tenggara yang membutuhkan transpotasi yamg cepat melalui udara baik antar negara maupun antar daerah tetapi terkendala oleh besarnya biaya penerbangan yang saat itu ada. Potensi segmen ini bertamabah semakin besar seiring dengan terjadinya switching konsumen penerbangan premium/biasa yang menginginkan harga yang lebih rendah. Swtiching ini banyak dipengaruhi oleh turunnya daya beli konsumen penerbangan secara keseluruhan sebagai akibat krisis yang melanda Asia
            Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti AirAsia telah mengubah definisi penerbangan yang perjalanan udara mewah dan hanya dapat dinikmati oleh sebagian segmen pasar.Tujuan utama dari low cost carrier adalah untuk meningkatkan jangkauan layanan mereka dan menyediakan layanan ke segmen pasar yang lebih besar

1.    Model Bisnis
            AirAsia menganut prinsipLow-Cost (LCC) model bisnis di industri penerbangan, dengan ciri sebagai berikut:
Model Bisnis LCC
Simple Product
   Layanan Catering sesuai  permintaan dengan pembayaran tambahan
   Pesawat dengan tempat duduk yang sempit dan hanya satu kelas
   Tidak ada program frequent flyer
Positioning
   penumpang Non-bisnis, terutama bertujuan untuk liburan dan sensitif terhadap harga
   Penerbangan rute jarak pendek point to point dengan frekuensi tinggi
   Pemasaran agresif
   bandara Sekunder
   Persaingan dengan semua operator transportasi
Low Operating Costs
    Upah rendah
    biaya bandara rendah
    biaya rendah untuk pemeliharaan, pelatihan kokpit dan kru standby karena armada pesawat yang homogen
    produktivitas sumber daya tinggi
    waktu parkir pesawat yang pendek karena proses boarding berlangsung sederhana dan cepat
    Tidak ada layanan kargo udara, tidak ada layanan hub, waktu pembersihan pendek, dan persentase yang tinggi dari penjualan secara online

            Beragamnya perusahaan penerbangan di Asia, khususnya di Indonesia, membuat maskapai Air Asia ini harus melihat pangsa pasar atau market share mereka.Pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984). 
            Terkait dengan market share, melihat contoh Air Asia ini kita juga harus melihat besarnya pangsa pasar atau market share, menurut Charles W. Lamb, besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial),faktor sosial (kelompok keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap).
            Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993). 
            Dilihat dari segi harga (price) memang maskapai penerbangan Air Asia sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang murah. Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita mengetahui apa yang disebut harga atau price, harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar konsumen untuk mendapatkan produk atau mengganti hak milik produk.
            Menurut  Philip Kotler, harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Air Asia, jika dilihat dari segi strategi penentuan harganya sebagai produk baru, Air Asia telah melakukan penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Dilihat dari segi strategi penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, Air Asia telah melakukan leader pricing dimana strategi harga yang ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar/harga normal untuk meningkatkan omset penjualan/pembeli. Selain itu untuk menjaga konsumennya Air Asia juga menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade discount
            Berikut ini adalah strategi air asia dalam menekan biaya sehingga harga tiket Air Asia dapat dibuat serendah mungkin.
1.    AirAsia meniadakan makanan dan minuman di dalam pesawat. Penumpang yang membutuhkan makanan dan minuman tetap dapat memesannya di dalam pesawat.
2.    Rute perjalanan Air Asia pada umumnya butuh waktu antara 3 – 3,5 jam. Hal ini membuat Air Asia dapat menggunakan awak kabin yang sama untuk penerbangan balik dari tujuan kedatangan kembali ke tujuan pemberangkatan sambil membawa penumpang baru dengan demikian biaya gaji awak kabin dapat dikurangi.
3.    Tidak ada biaya yang diperlukan untuk akomodasi awak kabin di tujuan kedatangan karena mereka kembali ke rumah pada hari yang sama, setelah 8-10 jam. Waktu tersebut sama dengan waktu normal orang kantoran biasa bekerja.
4.    Pelanggan didorong untuk membeli tiket lewat internet sehingga Air Asia dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat penjualan tiket beserta stafnya. Penghematan lainnya adalah tidak ada tiket yang dicetak. Pelanggan cukup mencetak sendiri kode penerbangan beserta rinciannya
5.    Air Asia mencari landasan udara termurah. Sebagai contoh Air Asia lebih memilih landasan udara Macau yang lebih murah dibandingkan Hongkong. Dari Macau penumpang dapat menaiki hovercraft ke Hongkong. Jika dalam sebuah negara tidak terdapat pilihan landasan udara murah, maka Air Asia memilih untuk tidak menggunakan semua fasilitas dalam bandara tersebut semisal jembatan layang yang menghubungkan ruang tunggu dengan pesawat. Penumpang dapat berjalan kaki langsung menuju pesawat.
6.    Air Asia hanya menggunakan 1 jenis pesawat saja yaitu Air Bus 320. Hal ini dapat  menghemat biaya pelatihan awak kabin karena mereka hanya perlu mempelajari 1 jenis pesawat saja.
7.    Dalam salah satu promosinya Air Asia pernah menawarkan harga tiket yang sangatrendah.
       KL ke Jakarta (sekali jalan)                          : Rp. 4.975
       KL ke Macau (sekali jalan)                           : Rp. 2.475
       KL ke Bangkok (sekali jalan)                        : Rp. 7.475
       Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan low cost premier di Asia dan telah memperoleh ratusan milyar setiap tahunnya. Dalam kalkulasi sederhana,harga tiket di atas seperti tidak masuk akal. Air Asia tidak hanya sekali menerapkan harga tiket seperti ini tetapi secara reguler menerapkannya. Harga tiket tersebut bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga tiket bus ataupun kapal laut. Air Asia tahu bahwa tidak semua kursi dalam penerbangan akan terisi oleh karena itu daripada kursi tersebut tidak terisi maka lebih baik ditawarkan kepada pelanggan dengan harga yang super murah. Air Asia akan mendapatkan manfaat dari publisitas yang beredar. Tentu saja tempat duduk yang disediakan untuk tarif tersebut terbatas dan penumpang harus memesan sebelumnya.
8.    AirAsia melakukan hedging terhadap biaya bahan bakar. Bahan bakar menghabiskan 60 persen dari total biaya operasional AirAsia. Maskapai udara tersebut membayar bahan bakar di depan untuk menjaga harga terendah, sehingga bisa meminimalkan resiko fluktuasi harga bahan bakar.

            Dari uraian strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan.
            Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun sirna ketika penawaran yang ditawarkan Air Asia mendapatkan sambutan yang positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh Air Asia. Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat. Dapat saya gambarkan apa yang dilakukan Air Asia kini akan berdampak cukup besar kedepannya. Air Asia kini memiliki pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang kebiasaanberlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran penggunanya.
            Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah dibangun Air Asia sejak awalnya.


B.   Strategi penetapan harga AirAsia berdasarkan teori Manajemen Internasional.
1.    Kebijakan Penetapan Harga Invention/Geocentric
            Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan penetapan harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di antara keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa terdapat factor-faktor pasar local yang unik yang harus dpahami dalam membuat keputusan harga.
            Faktor-faktor tersebut meliputi biaya lokal, tingkat penghasilan, persaingan, dan strategi pemasaran lokal. Biaya lokal ditambah dengan pengembalian investasi modal dan personalia menentukan batas bawah harga (price floor) untuk jangka panjang. Akan tetapi, dalam jangka pendek sebuah perusahaan bias memutuskan untuk menetapkan tujuan penetrasi pasar dan menetepkan harga dibawah nilai pengembalian cost-plus menggunakan pemasok ekspor untuk membangun pasar.
            Tujuan jangka pendek lainnya berupa estimasi ukuran pasar pada harga tertentu yang akan mendatangkan laba, sekalipun memakai pemasuk lokal dan skala output tertentu. Faktor terakhir yang mempengaruhi keputusan harga adalah strategi dan bauran pemasaran lokal. Harga harus selaras dengan unsur program pemasaran yang lain. Sebagai tambahan atas faktor-faktor lokal ini, pendekatan geosentris mengakui bahwa koordinasi harga dengan kantor pusat diperlukan untuk mengangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk.
            Akhirnya, pendekatan geosentris secara sadar dan sistematik berusaha memastikan bahwa pengalaman penetapan harga nasional yang sudah terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan kalau relevan.

C.   Pelanggaran Hukum oleh Air Asia
            PT Indonesia Air Asia, dinyatakan telah melakukan perbuatan hukum, karena secara sepihak membatalkan penerbangan salah satu calon penumpangnya, Boedi Wibowo. Akibatnya, pemilik maskapai dengan nama AirAsia itu diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 50 juta kepada penumpang tersebut.
            Keputusan tersebut bahkan sudah berkekuatan hukum tetap (incracht), karena telah diputus oleh Mahkamah Agung, di tingkat kasasi. Seperti yang dilansir oleh MA dalam website resminya majelis hakim MA yang terdiri dari Abdurrahman, Sofyan Sitompul dan Habiburrahman menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Air Asia.
            Majelis hakim tidak menyebutkan alasan penolakan kasasi tersebut. Hanya saja, keputusan tersebut telah memperkuat putusan-putusan sebelumnya, baik ditingkat pertama maupun ditingkat banding. Adapun putusan tersebut dibacakan pada tanggal 22 November 2012 lalu. Kuasa hukum Boedi, David Tobing mengaku belum menerima salinan putusan tersebut. Namun David menjelaskan kasus tersebut bermula ketika kliennya membeli tiket penerbangan pulang-pergi Jakarta-Yogyakarta.
            Tiket tersebut dibeli untuk penerbangan pada 12 Desember 2008 pukul 06.00 WIB dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7340, dan untuk tanggal 14 Desember 2008 pukul 16.32 WIB dari Yogyakarta menuju Jakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7345. Namun sehari sebelum keberangkatan, pihak AirAsia scara sepihak membatalkannya, karena dibatalkan, Boedi kemudian terpaksa mencari transportasi pengganti untuk bisa sampai ke Yogyakarta pada waktu yang direncanakan.
            Pembatalan tersebut telah membuat aktivitas kliennya terganggu, karena menyebabkan terlambat menghadiri undangan seminar. Karena terlambat menghadiri undang seminar dan membuat  nama baiknya menjadi terganggu. Atas pembatalan sepihak ini, penumpang menggugat Air Asia dan dikabulkan oleh Pengadilan Negeri (PN) Tangerang pada 2 Februari 2010. Hakim beralasan, pembatalan secara sepihak tersebut telah terbukti melanggar Peraturan Menteri Perhubungan dan UU Perlindungan Konsumen. Atas putusan MA tersebut, Communication Manager AirAsia, Audrey Progastama Petriny mengaku akan mengikuti proses hukum sesuai aturan yang berlaku.

D.   Air Asia Berhenti Bekerja Sama dengan Jepang
            AirAsia Japan terbentuk dari mitra usaha(jointventure) antara AirAsia Berhad dan All Nippon Airways (ANA), serta pihak ketiga. Banyak tantangan yang dihadapi, tidak hanya bagi AirAsia Japan tetapi juga Jetstar Japan (perusahaan penerbangan yang terbentuk dari hubungan joint venture antara Qantas Airways, Japan Airlines dan Mitsubishi Corporation) dan Peach Aviation (Peach adalah perusahaan penerbangan yang murah di Jepang atau low cost carrier), yang berbasis di Osaka Kansai Airport Interantional, yang merupakan perusahaan joint venture antara All Nippon Airways, Innovation Network Corporation Jepang dan First Eastern Investment Group. Beberapa masalah sudah mulai terlihat namun sengaja ditutup-tutupi oleh perusahaan.Mereka berekspektasi bahwa LCC (low cost carrier)akan memiliki masa depan jangka panjang yang baik di Jepang.
            Masalah AirAsia Japan berasal dari struktur kepemilikan yang memberikan kontrol penuhkepada ANA, yang dimana hal tersebut merupakan sesuatu kelebihanyang tidak didapatkan di Jetstar Japan atau Peach. Hal ini memungkinkan LCC tumbuh menjadi profesional untuk menjalankan maskapai secara penuh. Semua afiliasi AirAsia lainnya memiliki mitra lokal dari luar sektor maskapai. AirAsia tidak memiliki hak penuh pada setiap afiliasinya yang berada di luar Malaysia, tetapi memiliki hubungan yang kooperatif, yang memungkinkan AirAsiaGroup untuk memastikan setiap keputusan dan peraturan yang dibuat suatu afiliasi AirAsia sesuai dengan kondisi penerbangan baru yang akan diluncurkan. ANA adalah mitra AirAsia pertama yang diberikan hak penuh untuk menjalankan operasional perusahaan.
            AirAsia terlihat terlalu terburu-buru dalam globalisasi produknya dan mengabaikan segala sistem distribusi lokal yang ada. Padahal sistem yang ada di Jepang kini telah beralih pada sistem yang mendukung teori dari "glocalisation" (istilah yang menunjukkan adaptasi dari suatu produk atau jasa khusus untuk masing-masing wilayah atau budaya di mana itu dipasarkan. Hal ini mirip dengan internasionalisasi. Istilah "glokalisasi" adalah campuran baru yang terbentuk dari kata globalisasi dan lokalisasi yang mengacu pada konsep yang menggambarkan individu, kelompok, organisasi, produk atau jasa yang tidak hanya mencerminkan standar global tetapi juga lokal). Tentu saja hal ini agak mengejutkan karena AirAsia sebelumnya pernah belajar dari yang sama di Indonesia, dimana afiliasi di tahun-tahun awal berjuang sebagai perusahaanyang mengabaikan sistem lokal termasuk kebutuhan untuk solusi distribusi lokal.

E.   Penurunan Laba Bersih Air Asia
            Maskapai  AirAsia menyatakan  laba bersihnya turun 62% pada  kuartal II/2013 akibat tingginya  biaya operasi dan kerugian  nilai tukar untuk pinjaman.   Laba bersih sebesar  USD17,75 juta pada kuartal  II/2013, turun dibandingkan  periode tahun lalu meskipun  mengalami peningkatan pendapatan  5,5%.  AirAsia menyatakan, berbagai  tantangan masih ada akibat  tingginya harga minyak dan bahan bakarpesawat.  Meski demikian,  menghadapi berbagai kondisi  itu, air asia tetap positif untuk  prospek grup pada kuartal III/  2013 dan sepanjang 2013.
            Maskapai ini melaporkan penurunan laba 39% pada kuartal  I/2013. AirAsia saat ini telah  memiliki anak perusahaan di  Indonesia, Filipina dan Thailand.  AirAsia menyatakan setiap  anak perusahaan itu mencatatkan  peningkatan pendapatan  pada kuartal tersebut.  AirAsia telah tumbuh dari  semula hanya memiliki dua pesawat,  setelah Tony Fernandes  membeli maskapai itu pada  2001.
            Saat ini AirAsia telah memiliki  total lebih dari 120 pesawat  A320. Jumlah lalu lintas  Air Asia menunjukkan bahwa AirAsia kuat dan kami masih  mampu mendorong permintaan  dan mempertahankan  loyalitas para penumpang kami  melalui tarif yang murah dan jaringan  luas di penjuru kawasan. Maskapai yang merupakan  salah satu konsumen terbesar  perusahaan pembuat pesawat  Airbus, memperkirakan sekitar  360 pesawat baru akan dikirim  hingga 2026. AirAsia kini berencana  meluncurkan perusahaan  gabungan di India. Namun,  AirAsia pada Juni mengumumkan  akan menghentikan  kerja sama dengan All Nippon  Airways asal Jepang dengan  alasan perbedaan kebijakan  manajemen.

F.    Analisa SWOT
            Untuk mengetahui faktor-faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan,serta eksternalseperti peluang danancaman dalam bisnis, Analisis SWOT dariAirAsia dapat ditunjukkan seperti di bawah ini.
SWOT Analysis
Strengths
Weaknesses
•   Biaya operasional rendah
•   Level manajemen yang sedikit, efektif, fokus dan manajemen agresif
•   Model bisnis sederhana yang telah terbukti yang secara konsisten memberikan tarif terendah
•   Menembus dan merangsang pasar potensial
•   Staf multi-terampil berarti bekerja secara efisien dan efektif
•   Tipe single armada meminimalkan biaya pemeliharaan dan mudah untuk dioperasikan pilot
•    Layanan dibatasi oleh tarif yang rendah
Terbatasnya jumlah sumber daya manusia sehingga tidak mampu menangani kejadian diluar kendali perusahaan
• Campur tangan Pemerintah dan peraturan di bandara yang mengharuskan memberikan penawaran dan kompensasi kepada penumpang
•    Lokasi bandara sekunder yang kurang strategis
•    Merek sangat penting untuk posisi tawar di pasar dan mengembangkan merek  adalah tantangan tersendiri
•    Ketergantungan pada outsourcing
•    Memberikan layanan sesuai dengan harga yang dibayarkan penumpang
Opportunities
Threats
•   Penerbangan jarak jauh adalah tantangan untuk mendapatkan pasar pangsa pasar yang belum terjangkau
•   Diferensiasi dari Model LCC tradisional dengan menambahkan layanan pelanggan atau operasi sebagai layanan penerbangan penuh dengan tarif rendah
•   Konsolidasi industri berkelanjutan telah membuka peluang untuk rute baru dan kerjasama dengan bandara terkait
•   Harga bahan bakar yang tinggi akan menekan persaingan harga
•    Maskapai dengan layanan penuh mulai memangkas biaya untuk dapat bersaing
•    Masuknya LCC lainnya ke pasar
•    Harga bahan bakar tinggi menurunkan yield
•    Kecelakaan, serangan teroris, dan bencana dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan
•    Peraturan Penerbangan dan kebijakan pemerintah
•    Peningkatan biaya operasional dalam penyediaan  nilai tambah layanan
•    Sistem gangguan karena bergantung pada penjualan secara online



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang bisa penulis ambil adalah sebagai berikut :
1.    Harga Hemat
            Harga AirAsia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya. Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa embel embel makanan, tanpa layanan airport lounge, tanpa mengikuti program loyalty frequent flyer miles. Semua ini lebih baik di tukar dengan harga kursi yang 80% jauh lebih murah dibandingkan dengan mengikutsertakan layanan layanan tersebut. Tidak memberikan makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai 'Snack Attack', yang menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia. Tamu dapat membelinya di dalam pesawat.

2.    Frekuensi Terbang Tinggi
            Frekuensi terbang AirAsia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan para tamu. Maskapai inimempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas, dimana merupakan yang paling cepat di Asia, sehingga menghasilkan utilisasi pesawat yang tinggi, biaya makin rendah dan produktivitas staf/maskapai yang makin meningkat.

3.    Untuk Kenyamanan Pelanggan
            AirAsia berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman untuk membuat perjalanan lebih mudah. Tamu dapat melakukan pembelian dengan kenyamanan berikut :
·           Call Center (Pusat Layanan Telepon)  - Berdiri pada bulan februari 2004, Call Center AirAsia berlokasi di Halim Perdana Kusuma dengan 60 layanan sambungan telepon untuk kenyamanan para tamu dalam membeli penerbangan. 
·           Terbang tanpa tiket - Diluncurkan pada tanggal 18 April 2002, konsep ini melengkapi layanan pembelian dari Internet booking AirAsia dan layanan Call Center dengan menyediakan alternatif murah biaya dari tiket cetak asli. Tamu tidak lagi perlu repot repot untuk mengambil tiket! 
·           Beli lewat Internet - sebagai maskapai pertama yang memperkenalkan layanan ini di Asia, AirAsia menawarkan cara baru yang nyaman dalam membeli kursi AirAsia melalui website www.airasia.com.Tidak perlu telepon, tidak perlu antri. www.airasia.com di luncurkan pada tanggal 10 Mei 2002, dan sekarang tersedia dalam 6 bahasa - English, Bahasa Malaysia, Mandarin, Thai dan Bahasa Indonesia.
·           Reservasi dan kantor penjualan - Tersedia di bandara dan di kota untuk kenyamanan bagi tamu yang ingin datang langsung. 
·           Travel agent resmi - AirAsia juga memperkenalkan layanan online B2B kepada travel agent. Fitur berbasis internet dengan informasi ketersediaan kursi secara real time yang pertama di Asia. Travel agent dapat melakukan pembayaran secara virtual melalui kartu kredit.
·           Layanan pelanggan untuk lebih baik - AirAsia secara terus menerus cari mencari cara untuk melayani lebih baik dan memberikan penghematan lebih lagi kepada tamu nya.

4.    Keamanan yang utama
            AirAsia (PT. IAA) melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar Garuda Maintenance Facilities (GMF). Kegiatan in merupakan komitmen kepada masyarakat bahwa Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan keselamatan penerbangan.
            Saat ini GMF sudah memiliki approval EASA (sertifikasi dari authority Eropa) dan FAA (sertifikasi dari authority Amerika) yang berarti kualitas perawatan pesawat di GMF sudah diakui oleh dunia internasional

1.    Optimalisasi biaya
            AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui harga hematnya dengan layanan berkualitas. Maskapai berusaha mengoptimalisasi biaya dengan cara tinggal landas dalam waktu yang singkat, tidak memberikan layanan embel embel seperti makanan dan minuman, menggunakan satu tipe pesawat untuk menghemat biaya pelatihan, dan semua ini penghemata ini dikembalikan kepada pelanggan dengan memberikan harga yang sangat hemat.

B.   Saran
            Adapun saran yang bisa penulis berikan untuk Air Asia :
1.        Air Asia harus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan konsumen, karena perusahaan sejenis dengan model Low Cost Carrieer mulai banyak bermunculan di pasar.
2.        Prinsip lebih dekat dengan pelanggan harus tetap dipertahankan, karena jaman sekarang industri penerbangan bergerak ke arah dimana konsumen menginginkan mendapatkan ticket dengan cepat dan mudah, seperti halnya dalam pemesanan tiket online.
3.        Prinsip Low Cost, harusnya tidak menjadi ajang untuk asal- asalan. Dalam artian, perawatan mesin pesawat dan keselamatan penerbangan harus tetap menjadi hal utama yang diperhatikan.
4.        Melakukan lebih banyak eksplorasi lagi, sehingga frekuensi penerbangan lebih banyak, sehingga moto Everyone Can Flight benar – benar bisa dirasakan konsumen, bisa melakukan penerbangan kemana saja dengan harga rendah.
C.   Rekomendasi
1.    Jika Air Asia ingin meningkatkan frekuensi penerbangan berbagai negara, sebelumnya Air Asia harus menyesuaikan dengan budaya lokal.
2.    Air Asia harus mematuhi Peraturan Keselamatan Penerbangan dan Perlindungan Konsumen agar tidak ada yang merasa dirugikan.
3.    Menganalisa kembali, biaya operasional yang bisa ditekan atau melakukan efisiensi, meningkatkan promosi guna mencapai target penjualan.



#Makalah Analisa SWOT Perusahaan Air Asia

DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA  => DISINI <=