BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pada umumnya sering menganggap pemasaran sebagai kegiatan yang mudah dilakukan. Banyak orang yang mengatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan menjual barang dan memperoleh uang dari hasil penjualan barang tersebut. Bahkan adapula yang mengatakan, pemasaran sama halnya dengan melakukan kegiatan yang dilakukan untuk memengaruhi konsumen. Akan tetapi semua pernyataan di atas pada dasarnya belum dapat dijadikan sebagai arti dari pemasaran yang seutuhnya. Banyak kalangan masyarakat yang salah mengartikan pemasaran. Sebenarnya kegiatan tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari kegiatan pemasaran.
Pada dasarnya agar kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan lancar diperlukan adanya manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran merupakan manajemen yang mempunyai kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran suatu produk/barang tertentu dari suatu perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan jasa yangkegiatannya adalah kegiatan yang tersusun secara sistematis dan terstruktur.
Dalam kaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dagang yaitu untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, tentunya tidak lepas dari peran manajemen pemasaran yang bertugas mempromosikan barang-barang agar konsumen tertarik untuk membelinya. Tanpa adanya kegiatan manajemen pemasaran perusahaan akan sulit untuk mendapatkan pelanggan karena untuk dapat memperoleh pelanggan tentunya perusahaaan dagang harus mampu melakukan kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk menarik minat konsumen agar membeli barang yang ditawarkan oleh perusahaan.
“Dengan demikian tidak satupun perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut tidak mampu memasarkan barang-barang/jasa-jasa yang dihasilkan” Angipora (2002:10).
Berdasarkan latar belakang tersebut makalah ini membahas tentang kegiatan manajemen pemasaran dengan judul “Peran Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Dagang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1) Cara Penerapan Manajemen Kinerja dalam Perusahaan Dagang
2) Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Dagang
3) Pengaruh Manajemen Pemasaran terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan Dagang
4) Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan Dagang
5) Persaingan Perusahaan dengan Perusahaan Lain
6) Keunggulan Perusahaan Dagang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Disisi lain Stoner juga mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisari yang telah ditetapkan. Sementara itu Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan kemampuan atau ketrampilan pribadi dari masing-masing individu dalam upaya menyelesaikan pekerjaan dan mempunyai kegiatan yang sistematis yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dalam rangka penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama sebelumnya.
Dalam manajemen terdapat manajemen yang berhubungan dengan pemasaran yaitu manajemen pemasaran . William J Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.Philip dan Duncan berpendapat bahwa pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen. American Marketing Association juga mendefinisikan bahwa pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Sementara itu Jerome McCarthy berpendapat bahwa manajemen pemasaran adalah proses merencanakan kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana, dan mengendalikan rencana itu.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen dan pemasaran dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan proses merencanakan kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana, dan mengendalikan rencana yang telah disusun yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen dari produsen.
B. Macam-Macam Manajemen
Berdasarkan operasionalnya, maka manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan secara garis besar menjadi fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Manajemen sumber daya manusia, yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memeroleh sumber daya manusia yang terbaik bagi usaha yang dijalankan dan bagaimana sumber daya manusia tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan.
2) Manajemen produksi, yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk mengahsilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin.
3) Menajemen pemasaran, yaitu yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhan dapat diwujudkan.
4) Manajemen keuangan, yaitu kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan mampu mencapai tujuan secara ekonomis.
5) Manajemen informasi, yaitu kegiatan manajemen berdasarkan pada fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa usaha yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.
C. Alasan Diperlukannya Manajemen Pemasaran dalam Perusahaann Dagang
Dalam setiap perusahaan yang bertujuan untuk memeroleh laba tentunya tidak lepas dari peran manajer pemasaran. Dalam hal ini manajemen pemasaran memiliki peran penting dalam usaha memasarkan barang yang diperdagangkan. Tanpa adanya manajer pemasaran dapat dikatakan kegiatan yang dilakukan tidak dapat berjalan secara maksimal karena mengingat perusahaan dagang merupakan perusahaan yang bertujuan untuk memeroleh laba yang sebesar-besarnya. Selain itu semakin banyak perusahaan dagang lain yang telah berdiri menjadi tantangan tersendiri termasuk tantangan untuk dapat menarik hati para konsumen agar cenderung tidak membeli barang dari perusahaan lain.
Manajemen pemasaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya barang yang saat ini dibutuhkan dan diminati oleh konsumen melalui riset pemasaran diantaranya berupa survei tentang keinginan konsumen, sehingga perusahaan mendapatkan informasi mengenai apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Dengan adanya manajemen pemasaran diharapkan perusahaan mampu untuk tetap bersaing dalam arus globalisasi ekonomi yang semakin kompleks saat ini dengan berbagai strategi-strategi pemasaran .
D. Cara Penerapan Manajemen Kinerja dalam Perusahaan Dagang
Strategi-Srategi yang sebaiknya diterapkan oleh manajemen pemasaran adalah sebagai berikut.
1) Promosi yaitu, salah satu alat strategi memasarkan suatu produk dengan cara memberikan informasi yang benarbdan tepat agar konsumen dapat mengenalnya dan akhirnya diharapkan dapat menjadi konsumen dari produk yang dijual.
2) Iklan yaitu, salah satu bentuk alat promosi dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat konsumen tentang suatu produk melalui dan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang bersifat nonpersonal (bukan terhadap perseorangan) dan diselenggarakan media massa seperti koran, majalah, radio, televise, outdoor display (seperti poster, billboards, dan balon udara). Dengan adanya iklan ini diharapkan perusahaan dagang mampu memengaruhi pikiran dan perasaan konsumen yang dituju, selain itu dapat mendorong konsumen untuk membeli produk yang diiklankan.
3) Personal selling yaitu, komunikasi pemasaran secara berhubungan (interaksi langsung), saling tatap muka antara calon pembeli dengan penjual.
4) Executife selling yaitu, bentuk lain dari personal selling yang dilakukan oleh para manajer perusahaan kepada calon pembeli yang akan membeli dalam jumlah besar.
5) Publisitas yaitu, bentuk publikasi perusahaan yang mana perusahaan membuat informasi dalam bentuk berita komersial melalui media massa. Berbeda dengan pasang iklan, cara komunikasi yang disampaikan dengan publisitas berita. Beberapa koran di Indonesia menamakannya sebagai advertorial, yakni advertensi berupa berita.
6) Promosi penjualan yaitu, kegiatan promosi dalam bentuk lain diluar periklanan, personal selling, maupun publisitas. Misalnya, melalui pameran atau kampanye.
Dari beberapa strategi-strategi pemasaran yang dijelaskan diatas telah jelas bahwa manajemen pemasaran selaku pihak yang mlaksanakan pemasaran sangat diperlukan dalam perusahaan dagang berkaitan dengan usaha-usaha peningkatan penjualan barang yang diperjualbelikan.
E. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Dagang
Proses manajemen pemasaran dalam perusahaan dagang adalah proses merencanakan kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana, dan mengendalikan rencana itu. Perencanaaan, pelaksanaan, dan pengendalian adalah tugas utama semua manajer pemasaran. Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah berkelanjutan oleh karena itu semua pekerjaan saling dikaitkan. Dalam pekerjaan perencanaan, para manajer menetapkan pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dan merinci hasil yang diharapkan. Para manajer menggunakan hasil yang diharapkan ini dalam pekerjaan pengendalian yaitu menentukan apakah segala sesuatunya berjalan seperti yang telah direncanakan. Kaitan antara pengendalian dan perencanaanadalah sangat penting.
Dalam menjalankan proses pemasaran manajemen pemasaran memiliki tahap-tahap sebagai berikut.
1) Perencanaan pemasaran, yang meliputi.
(1) Penetapan tujuan, dalam suatu perusahaan dagang penetapan tujuan adalah kegiatan yang sangat penting karena dalam kegiatan tersebut mencakup kepentingan dan keinginan dari perusahaan dan dijadikan tolak ukur apakah kegiatan yang telah dilakukan oleh manjemen pemasaran sesuai atau melenceng dari tujuan yang ditetapakan sebelumnya.
(2) Menilai peluang, dalam kegiatan ini perusahaan dagang harus mampu memahami pasar karena apabila manajer pemasaran benar-benar memahami pasar target perusahaan maka manajer akan melihat peluang terobosan yang akan membuat perusahaan mendapatkan laba yang besar karena telah mengetahui peluang ada dibandingkan perusahaan dagang lainnya.
(3) Merencanakan strategi pemasaran, yaitu suatu usaha yang merincikan pasar target dan bauran pemasaran (marketing mix) yang berkaitan. Strategi pemasaran adalah gambar besar yang diperlihatkan hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dagang dalam pasar.
(4) Menyusun rencana pemasaran, dalam penyusunan rencana pemasaran perusahaan dagang hendaknya menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, peluang yang ada, dan strategi yang digunakan dalam perusahaan dagang tersebut. Apabila rencana pemasaran yang dilakukan tidak sesuai dengan hal diatas maka hasil yang akan dicapai tidak sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
(5) Menyusun program pemasaran, Perusaahaan dalam memasarkan barangnya harus mempunyai program kerja yang mampu mengatur segala kegiatan-kegiatan pemasaran agar terstruktur dengan baik.
2) Melaksanakan perencanaan dan program pemasaran.
3) Mengendalikan rencana dan program pemasaran dengan cara mengukur hasil dari kegiatan pemasaran sesuai dengan rencana awal atau dapat menimbulkan rencana baru dan menilai apakah hasil dari kegiatan yang dilakukan dapat membawa perusahaan dagang menuju kemajuan perusahaan. Jika perlu kegiatan ini disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapakan sebelumnya. Pada dasarnya kegiatan ini dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan rencana dan program kerja agar rencana dan program kerja yang dilaksanakandapat terkendali.
F. Pengaruh Manajemen Pemasaran terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan Dagang
Pemasaran merupakan kegiatan penting dari perusahaan dagang yang saat ini telah banyak bemunculan. Semakin banyak pesaing dalam pasar menuntut perusahaan dagang untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran. Semakin baik kegiatan pemasaran maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Dengan keuntungan tersebut diharapkan perusahaan bersangkutan bukan saja dapat mempertahankan kelanjutan usahanya, tetapi juga dapat dikembangkan lebih besar.
Kompetisi yang dihadapi perusahaan, membuat setiap perusahaan harus merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran yang dibuatnya. Hal itu dimaksudkan, agar perusahaan memenangkan persaingan atau paling sedikit menguasai daerah pasar tertentu.
Apalagi dengan adanya barus globalisasi dan pelaksanaan kesepakatan World Trade Organization (WTO) dan APEC, yang dicerminkan antara lain dengan deklarasi bogor tentang perdagangan bebas dikawasan Asia Pasifik, di mana setiap perusahaan harus mempunyai daya saing daya kompetisi) yang kuat. Daya saing yang kuat hanya dimungkinkan apabila perusahhaan mempunyai tingka efisiensi yang tinggi, sehingga harganya relatif rendah dengan mutu barang dagangan yang berkualitas karena pada dasarnya kosumen akan cenderung membeli barang dgangan dari perusahaan yang harga barangnya relatif murah dengan kualitas barang yang baik.
Oleh karena itu manajemen pemasaran mempunyai peran penting dalam perusahaan dagang karena sangat berpengaruh dalam perkembangan maju mundurnya perusahaan tersebut.
G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan Dagang
O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan sistem informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain karena kurangnya dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi. Yang diuraikan sebagai berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Dengan demikian, kurangnya komitmen eksekutif puncak untuk terlibat lebih jauh dalam proyek mengakibatkan penerapan sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia.
Keterlibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan juga menentukan kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi sistem informasi yang baru merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan orang dalam organisasi akan bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran mereka. Akan tetapi, proses perubahan organisasional ini diperlukan untuk manajemen perubahan selama proses sosialisasi sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.
· Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
· Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
· Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan.
· Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
2. Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir)
Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan (favorable attitudes) dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat penggunaan yang tinggi (high levels of use) serta kepuasan (satisfaction) terhadap sistem tersebut. Disamping itu, keterlibatan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi memiliki beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri. Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer (user-designer communication gap).
3. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
4. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Murdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Sekitar 30 persen kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
H. Persaingan Perusahaan dengan Perusahaan Lain
Ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan berusaha untuk memenangkan persaingan dengan cara menerapkan strategi bersaing yang tepat sehingga dapat melaksanakan serta mewujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Keberhasilan pasar didapat oleh perusahaan yang paling cocok dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu barang dan jasa yang siap dibeli orang. Berbagai individu, bisnis dan bahkan seluruh negara harus menemukan bagaimana mereka menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value). Oleh karena itu perusahaan harus memahami apa yang diinginkan konsumen saat ini dan untuk masa mendatang. Jadi, sukses dan gagalnya suatu perusahaan sangat bergantung kepada keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahan tersebut.
Ada beberapa pendapat para ahli strategi bersaing dalam dunia perdagangan, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Michael E. Porter : “Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi”(1994;1).
Robert M. Grant mengemukakan tentang pengertian strategi bersaing sebagai berikut: “Strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir dan tujuan yang diperjuangakan oleh perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dimana perusahaan berusaha sampai kesana” (1997;18).
Sedangkan pengertian strategi bersaing menurut Philip Kotler adalah : “Strategi yang secara kuat menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan bersaing yang sekuat mungkin” (2001;312).
Jadi pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi pasar sasarannya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan dalam bersaing,
1. Tujuan Pelaksanaan Strategi Bersaing yang diterapkan oleh Perusahaan Dagang
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001;230) terdapat lima tujuan pelaksanaan strategi bersaing yaitu:
a. Membentuk suatu positioning yang tepat
Perusahaan berusaha untuk menunjukkan suatu image atau citra tersendiri mengenai perusahaan kepada pelanggan atau pasar sasaran.
b. Mempertahankan pelanggan yang setia
Pelanggan yang setia bagaikan kekayaan untuk masa depan, yang jika dikelola dengan baik akan memberikan aliran pemasukan seumur hidup yang baik kepada perusahaan.
c. Mendapatkan pangsa pasar baru
Perusahaan berusaha untuk mendapatkan dan memperluas pangsa pasar dengan menggunakan strategi bersaing mereka masing-masing untuk meraih pasar seluas-luasnya.
d. Memaksimalkan penjualan
Proses untuk memaksimalkan laba atau keuntungan tergantung dari efektifitas strategi bersaingnya, selain itu juga tergantung pada seluruh sistem yang ada dalam perusahaan serta unit-unit fungsional lainnya.
e. Menciptakan kinerja bisnis yang efektif
Perusahaan harus menciptakan kinerja bisnis yang efektif, agar bisnis mereka dapat dikelola secara strategis, yaitu dengan mendefinisikan: kelompok pelanggan yang akan dilayani, kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi, serta teknologi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
2. Jenis- Jenis Persaingan
Perusahaan harus mulai memberikan perhatian yang sama besarnya kepada para pesaing dengan yang diberikan kepada para pelanggan sasaran mereka. Perusahaan yang berhasil adalah yang merancang dan mengoperasikan sistem untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang berkesinambungan tentang para pesaing.
Perusahaan seringkali mendefinisikan para pesaingnya sebagai setiap perusahaan yang memproduksi dan menjual produk dan jasa yang sama, dengan kisaran harga yang sama, dan kepada pelanggan yang sama. Tetapi pada kenyataannya perusahaan harus menghadapi perusahaan-perusahaan pesaing dalam arti yang lebih luas.
Berikut jenis-jenis persaingan berdasarkan tingkat substitusi produk menurut Philip Kotler (2000;293) :
1. Persaingan Merk
Perusahaan dapat melihat pesaingnya sebagai perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang sama atau sejenis kepada pelanggan yang sama dengan kisaran harga yang sama pula.
2. Persaingan Industri
Perusahaan dapat melihat pesaingnya lebih luas lagi, yaitu perusahaan menganggap pesaing utamanya sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau jenis produk yang sama.
3. Persaingan Bentuk
Perusahaan dapat melihat pesaingnya dengan lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan manfaat yang sama.
4. Persaingan Umum
Perusahaan dapat memandang pesaing utamanya dalam arti yang lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang bersaing untuk konsumsi rupiah yang sama.
3. Proses Perencanaan Strategi Dalam Dagang
Proses perencanaan strategi adalah analisa situasi dengan maksud untuk menghimpun unsur-unsur yang termasuk ke dalam kelompok pengenalan situasi, yaitu :
1. Harapan masyarakat adalah harapan pemegang saham, pelanggan, pemasok, kreditur dan komunitas.
2. Harapan perusahaan adalah harapan manajemen puncak, manajemen lain serta karyawan.
3. Data dasar merupakan prestasi masa lalu dan situasi saat ini serta peramalan.
4. Analisa SWOT merupakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan. Serta peluang dan ancaman lingkungan
5. Menghitung dan memilih alternatif dengan nilai tertinggi secara tepat.
I. Keunggulan Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan utama /pokok melakukan pembelian suatu barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk maupun fungsi dari barang tersebut. Contoh: toko buku, toko perlengkapan sekolah, dan alat elektronik.
a. Kelebihan perusahaan dagang:
1. menjual barang tanpa mengolah terlebih dahulu
2. kualitas barang dapat diketahui secara langsung oleh konsumen
b. kekurangan perusahaan dagang:
1. di perlukan tempat untuk memajang(display) b arang
2. diperlukan tempat untuk menyimpan barang
3. diperlukan alat angkut untuk mengirim barang kepada konsumen
4. barang yang sudah dibeli konsumen dapat dikembalikan (retur) sehingga perusahaan tidak jadi memperoleh penghasilan
ciri-ciri perusahaan dagang:
a) penghasilan diperoleh dari hasil penyerahan/penjualan barang dagangan
b) barang dagangan yang diperjual belikan tidak diubah bentuk maupun fungsinya
c) rekening-rekening yang terdapat pada perusahaan dagang antara lain: pembelian atau persediaan barang dagangan, retur dan pengurangan harga pembelian, potongan pembelian, beban angkut pembelian, penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, potongan penjualan, harga pokok penjualan, beban nagkut penjualan.
d) beban usaha perusahaan dibedakan dalam dua kelompok yaitu: beban pemasaran dan beban administrasi umum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pengertian manajemen
(1) Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan pribadi dari masing-masing individu dalam upaya menyelesaikan pekerjaan dan mempunyai kegiatan yang sistematis yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dalam rangka penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama sebelumnya.
(2) pemasaran adalah proses merencanakan kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana, dan mengendalikan rencana yang telah disusun yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen dari produsen.
2) Macam-macam manajemen
Berdasarkan operasionalnya manajemen dibagi menjadi empat sebagai berikut.
(1) Manajemen sumber daya manusia.
(2) Manajemen produksi.
(3) Manajemen pemasaran.
(4) Manajemen keuangan.
(5) Manajemen informasi.
3) Proses manajemen pemasaran
Adapun proses manajemen pemasaran memiliki tahap-tahap sebagai berikut.
(1) Penetapan rencana pemasaran.
(2) Melaksanakan perencanaan dan program pemasaran.
(3) Mengendalikan rencana dan program pemasaran.
4) Pengaruh Manajemen Pemasaran Terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan Dagang
Semakin banyak pesaing dalam pasar menuntut perusahaan dagang untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran. Semakin baik kegiatan pemasaran maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Dengan keuntungan tersebut diharapkan perusahaan bersangkutan bukan saja dapat mempertahankan kelanjutan usahanya, tetapi juga dapat dikembangkan lebih besar.
Oleh karena itu maju mundurnya suatu perusahaan dagang sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya manajemen pemasaran yang mempunyai peranan penting dalam memasarkan barang.
B. Saran
1) Bagi perusahaan dagang
Dalam menjalankan kegiatan pemasaran hendaknya perusahaan tidak membuat sebuah janji palsu dalam artian tidak membuat kebohongan kepada masyarakat misalnya misalnya, mengadakan promosi secara berlebihan padahal kualitas barang yang didagangkan kualitasnya tidak sesuai dengan apa yang telah dipromosikan.
2) Bagi masyarakat
Masyarakat selaku konsumen hendaknya tidak mudah tergiur dengan promosi yang dilakukan oleh perusahaan dagang dan hendaknya lebih selektif dalam memilih barang dagangan.
3) Bagi pemerintah
Pemerintah selaku pengawas dalam perekonomian negara hendaknya melaksanakan tugasnya sebagai pengawas perekonomian dengan baik yaitu dengan cara mengawasi kegiatan pemasaran oleh suatu perusahaan agar perusahaan-perusahaan dagang melakukan kegiatannya dengan sportif dalam artian antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya tidak saling menjatuhkan.
Untuk Selengkapnya Klik : Download