BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trematoda ini mempunyai beberapa nama lain, yaitu : The Lung Fluke, Distoma westermani, Paragonimus ringeri, Oriental fluke atau cacing paru . Penyebaran geografisnya di daerah Asia Timur, antara lain: RRC, Jepang, Korea, Taiwan, juga ditemukan didaerah Indonesia, Filipina, Vietnam, India, Afrika dan Amerika.
Spesies-spesies yang lain adalah: Paragonimus africanus (Afrika), Paragonimus mexicanus (Mexiko dan Amerika Latin), Paragonimus uterobilateralis (Nigeria), Paragonimus kellicotti (Jepang).
Paragonimus westermani adalah kebetulan paru-paru yang paling menonjol di Asia dan Amerika Selatan. Ia ditemukan dari dua harimau Bengal yang mati di kebun binatang di Eropa pada tahun 1878. Beberapa tahun kemudian, infeksi pada manusia ditemukan di Fermosa. Paragonimiasis adalah infeksi parasit makanan ditanggung yang disebabkan oleh kebetulan paru-paru yang bisa menyebabkan sub-akut umtuk penyakit radang paru-paru kronis. Ini salah satu paru-paru fluke lebih dikenal dengan jangkauan geografis terluas.
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang trematoda usus (fasiliopsis buski) dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran adalah dari keluarga fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. dalam daur hidup trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain,diperlukan keong sebagai hospes perantara I,tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista ,berlanjut menjadi redia dan serkaria.serkaria yang di bentuk dari redia ,kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air.tujuan akhir serkario tersebut adalah hospes perantara II,yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,bebrapa jenis ikan air tawar atau tumbuh-tumbuhan air.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atu hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar di antara treramatoda lain yang di temukan pada manusia.
Cacing ini pertama kali di temukan oleh busk (1843) pada otoupsi seorang pelaut yang meninggal di London
B. Hospes Dan Nama Penyakit
Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes definitif cacing tersebut,hewan lain seperti anjing dan kelinci juga dapat di hinggapi.penyakit yang di sebabkan cacing ini di sebut ;fasiolopsiasis
C. Distribusi Geografis
Fasciolopsis buski adalah cacing trematoda yang sering di temukan pada manusia dan babi di RRC. cacing ini juga dilaporkan dari berbagai Negara seperti Taiwan,Vietnam,Thailand,India,dan Indonesia.
D. Morfologi Daur Hidup
Cacing dewasa yang di temukanpada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0cm.bentuknya agak lonjong dan tebal.biasanya kutikulum di tutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang.duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.batil isap berukuran kira-kira ¼ ukuran batil isap perut. saluran pencernaan terdiri dari prefaring yang pendek,faring yang menggelembung,eshofagusyang pendek,serta sepasang sekum yang tidak bercabang,dengan dua identasi yang khas.dua buah testis yang bercabang cabang letaknya agak tandem di bagian posterior dari cacing.pitelaria letaknya lebih lateral dari sekum,meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai keujung badan ovarium bentuknya agak bulat.uterus berpangkal pada ootip,berkelok-kelok kearah anterior badan cacing,ukurang bermuara pada atrium genital,pada sisi anterior batil isap perut.
Telur berbentuk agak lonjong berdingding tipis transparan,dengan sebuah operculum yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya,berukurang panjang 130-140mikron dan lebar80-85mikron.setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 5000-48000betir telur sehari.telur-telur tersebut dalam air bersuhu 70derajat sampai 32derajat C,menetas setelah 3-7 minggu.mirasidium yang bersilia keluar dari telur yang menetas,berenang bebas dalam air untuk masuk ke dalam tubuh hospes perantara I yang sesuai.biasanya hospes perantara I tersebut adalah keong air tawar,seperti genus segmentina,hippeutus,dan gyraulus,dalam keong, mirasidum tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpindah ke daerah jantung dan hati keong.bila sporokista matang menjadi koyak dan melepaskan banyak radia induk.dalam radia di bentuk banyak radia anak,yang pada giliranya membentuk serkaria,sarkaria ini seperti miresidum yang dapat berenang bebas dalm air,berbentuk seperti kecebong ,ekornya melurus dan meruncing pada ujungnya,berukurang kira-kira 500mikron dengan badan agak bulatdengan berukuran 195mikron x 145mikron.
E. Patologi Dan Gejala Klinis
Cacing dewasa fasciolopsis buski,melekat denan perantara batil isap perut pada mukosa usus muda seperti duodenum dan yeyenum,cacing ini memakan isi usus,maupun permukaan mukosa usus,pada tempat pelekatan cacing tersebut terdapat peradangan ,tukak(ulkus),maupun abses,apabila terjadi erosi kapiler pada tempat tersebut ,maka timbul pendarahan,cacing dalam jumlah besar dapat menyebabkan sumbatan yang menimbulkan gejala ileus akut.
Gejala klinis yang dini pada akhir masa inkubasi ,adalah diare dan nyeri,uluhati (epigastrium) diare yang mulanya di selingi konstipasi,kemudian menjadi persisten,warna tinja menjadi hijau kuning,berbau busuk dan berisi makanan yang tidak di cerna,pada beberapa pasien nafsu makan cukup baik atau berlebihan walaupun ada yang mengalami gejala mual,muntah,atau tidak memiliki selera (semua ini tergantung dari berat ringanya penyakit)
F. Diagnosis
Sering gejala klinis seperti di atas di dapatkan di suatu daerah pada ademi,cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis namun diagnosa pasti dengan menemukan telur dalam tinja.
G. Pengobatan
Obat yang efektif untuk penyakit ini adalah diklorofen ,niklosamid,dan prazikuantel.
H. Prognosis
Penyakit ini yang berat dalam menyebabkan kematian,akan tetapi bila di lakukan pengobatan sedini mungkin masih dapat memberi harapan untuk sembuh,masalah yang penting adalah reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.
i. Epidemiologi
Infeksi pada manusia tergantung pada kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak di masak sampai matang.membudidayakan tumbuh-tumbuhan air di daerah yang tercemar dengan kotoran manusia maupun babi,dapat menyebarluaskan penyakit tersebut,kebiasaan mengenai defekasi,pembuangan kotoran ternak dan cara membudidayakan tumbuh-tumbuhan air untuk konsumsi harus di ubah atau di perbaiki,untuk mencegah meluasnya penyakit fasiolopsiasis.
A. TREMATODA USUS (Fasciolopsis buski)
Parasit cacing sering dilaporkan menginfeksi orang dan babi. Diperkirakan sekitar 10 juta orang terinfeksi oleh parasit cacing ini. Cacing dewasa panjangnya 20-75 mm dan lebar lebar 20 mm.
1. Daur hidup
cacing dewasa hidup dalam usus halus memproduksi telur sampai 25000 butir/ekor/hari yang keluar melalui feses. Telur menetas pada sushu optimum (27-32oC) selama sekitar 7 minggu. Meracidium keluar dan masuk kedalam hospes intermedier siput yang termasuk dalam genus segmentia dan hippeutis (planorbidae) untuk membentuk sporocyst. Sporocyst berada dalam jantung dan hati siput, kemudian mengeluarkan redia induk, kemudian redia induk memproduksi redia anak. Redia berubah menadi cercaria keluar dari tubuh siput dan berenang dalam air, kemudian menempel pada tanaman/sayuran/rumput dimana cercaria berubah menjadi metacercaria. Bila tanaman tersebut dimakan/termakan manusia/babi maka cercaria menginfeksi hospes definitif.
2. Patologi
Perubahan patologi yang disebabkan oleh cacing ini ada tiga bentuk yaitu toksik, obstruksi dan traumatik. Terjadinya radang di daerah gigitan, menyebabkan hipersekresi dari lapisan mukosa usus sehingga menyebabkan hambatan makanan yang lewat. Sebagai akibatnya adalah ulserasi, haemoragik dan absces pada dinding usus. Terjadi gejala diaree kronis. Toksemia terjadi sebagai akibat dari absorpsi sekresi metabolit dari cacing, hal ini dapat mengakibatkan kematian.
3. Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis dan ditemukan telur cacing dalam feses.
4. Pengobatan
Diklorofen, niklosamide dan praziquantel, cukup efektif untuk pengobatan cacing ini.
B. (TREMATODA USUS ) Echinostoma revolutum, E. ilocanum, E. malayanum
Telur cacing E. ilocanum pertama ditemukan dalam feses dari seorang hukuman di Manila tahun 1907. Kemudian cacing ini banyak ditemukan menginfeksi orang di daerah India Barat dan China. Morfologi dan biologinya sangat mirip dengan cacing E. revolutum.
E. revolutum merupakan parasit cacing trematoda yang sering dilaporkan menginfeksi orang di Taiwan dan Indonesia.
E. malayanum ditemukan menginfeksi orang di India, Asia Tenggara dan India Barat.
1. Daur hidup
Cacing trematoda yang termasuk famili Echinostomatidae ini terciri dengan adanya duri leher yang melingkar dalam sebaris atau dua baris yang melingkari batl isap kepala. Cacing dewasa hidup dalam usus halus, telur keluar melalui feses dan kemudian menetas dalam waktu 3 minggu dan kemudian keluar meracidium yang berenang dalam air mencari hospes intermedier ke 1 berupa siput genus Physa, Lymnea, Heliosoma, Paludina dan segmentia. Dalam hospes intermedier tersebut meracidium membentuk sporocyst dan kemudian terbentuk redia induk, redia anak yang kemudian membentuk cercaria. Cercaria keluar dari siput berenang mencari hospes intermedier ke 2 yaitu jenis moluska (siput besar), planaria, ikan atau katak. Bila hospes intermedier dimakan orang maka orang akan terinfeksi.
2. Patologi
Infeksi cacing ini tidak memperlihatkan gejala yang nyata.
C. RANGKUMAN
Trematoda Usus (Fasciolopsis Buski)
· Hospes definitif : manusia & binatang
· Penyakit : fasciolopsiasis
· Penyebaran : RRC, Taiwan, Vietnam, Thailand, India, Indonesia
· Habitat : mukosa usus muda (yeyunum & ileum)
Morfologi :
Cacing dewasa :2-7,5 cm X 0,8 – 2 cm, bentuk lonjong & tebal menyerupai daun,
Telur :140 X 85 µ, agak lonjong, dinding tipis transparan , isi sel telur . Ditemukan dalam tinja
Siklus hidup :
· HP I : keong air Segmentina, Hipeutis,Gyraulus
· HP II: Tumbuhan air Trapa, Eliocharis, Eichornia
Telur keluar dg tinja matang di air mirasidium keong air (HP I) serkaria HP II metaserkaria dimakan HD
· Gejala Klinis : cacing dewasa melekat pada duodenum & yeyunum peradangan, ulkus, abses, perdaraahan,ileus akut (sumbatan)
· Infeksi berat : intoksikasi & sensitasi krn metabolit cacing dewasa dapat menyebabkan kematian
· Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
· Epidemiologi :
- Infeksi pd manusia tergantung kebiasaan makan tumbuhan air mentah
- Budidaya tanaman air di daerah tercemar kotoran manusia memperluas penyebaran penyakit
- Fasciolopsiasis endemik di Desa Sei papuyu Kalimantan Selatan
TREMATODA USUS (Echinostoma sp)
Ada 5 spesies di Indonesia :
1. E. ilocanum
2. Malayanum
3. Lindoense
4. Recurvatum
5. Rovolutum
· Hospes definitif : manusia
· Penyakit : ekinostomiasis
· Penyebaran : Filipina, Cina, India,Indonesia
· Habitat : usus halus
Morfologi :
cacing dewasa : 13-15 mm X 2,5 – 3,5 mm, bentuk lonjong panjang, pada batil isap kepala ada duri2
telur :115 X 605 µ, lonjong, operkulum kecil,isi sel telur . Ditemukan dalam tinja
Siklus hidup :
· HP I : keong air Lymnea, Anisus
· HP II : keong air Viveripus, Pila, Corbicula
Telur keluar dg tinja matang di air mirasidium keong air (HP I) serkaria HP II metaserkaria dimakan HD
Gejala Klinis :
· tidak ada gejala berarti
· infeksi berat : radang dinding usus
· pada anak dapat timbul diare, sakit perut, anemia, edema
Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
Masalah diagnosis :
· seingkali infeksi Echinostoma bersifat ringan & jumlah telur diproduksi sedikit kesulitan diagnosis
· Cara konsentrasi merupakan cara yabg dianjurkan
Epidemiologi :
· keong air sawah sering dikonsumsi meningkatkan kasus
· sebaiknya keong sawah dimasak matang, metaserkaria mati
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Trematoda ini mempunyai beberapa nama lain, yaitu : The Lung Fluke, Distoma westermani, Paragonimus ringeri, Oriental fluke atau cacing paru . Penyebaran geografisnya di daerah Asia Timur, antara lain: RRC, Jepang, Korea, Taiwan, juga ditemukan didaerah Indonesia, Filipina, Vietnam, India, Afrika dan Amerika.
- Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atau hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar Cacing trematoda fasciolopsis buski pertama kali di temukan oleh busk (1843),cacing ini bias sangat berbahaya bila si penderita tidak segera mengobati di karenakan penderita penyakit ini dapat mengalami kematian,akan tetapi bila segera di obati ingsyaallah akan sembuh juga.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa mendatang, amien yaa robbal alamien.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Parasitologi, FKUI. 2008. Parasitologi Kedokteran, edisi keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Gibson, J.M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Untuk Perawat, cetakan I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mandal, Bibhat K, et al. 2002. Penyakit Infeksi. Jakarta : Erlangga.
Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran: Protozoologi, Entomologi, Helmintologi, cetakan I. Bandung: Yrama Widya.
Selengkapnya klik : Download