BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam jangka 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin berramai-ramai masuk kedalam kekuasaan Islam, yang meliputi wilayah Spanyol, seluruh wilayah Afrika utara, Jazirah Arab, suriah, Palestina, setengah bagian dari daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India, dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk sovyet Rusia.
Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayyah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk Islam.
Awal kedaulatan bagi kedaulatan Bani Umayyah adalah sepeninggal Khalifah Ali ibn Abi Thalib, yang mana gubenur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat. Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang dulunya gubenur Syam, menggantikan posisi Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin Islam dengan cara yang bisa dibilang curang, yang waktu itu berawal dari negosiasi antara pihak Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah yang diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil negosiasi keduanya menghasilkan kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyyah, kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang baru.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prestasi peradaban Islam pada masa Daulah Bani Umayyah?
2. Apa sebab-sebab kemunduran Daulah Bani Umayyah?
3. Apa pelajaran terpenting bagi pengembangan peradaban Islam masa kini dan masa depan?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi system pembelajaran mata kuliah sejarah peradaban islam yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prestasi peradaban Islam pada masa Daulah Bani Umayyah.
2. Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran Daulah Bani Umayyah
3. Untuk mengetahui pelajaran terpenting bagi pengembangan peradaban Islam masa kini dan masa depan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Kelahiran Daulah Bani Umayyah
Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan padatahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang politisi handal dimana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein putra Ali binThalib dapat dikalahkan oleh Umayyah.
Kekhalifahan Muawiyah ini diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dantipu daya, tidak dengan pemilihan. Hal ini berbeda dengan proses pemilihan kepala Negara pada masa sebelumnya, yang diniliai cukup demokrasi. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibatdari kemenangan terbunuhnya Khalifah Ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan.Adapun faktor keberhasilan tersebut adalah :
1. Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.
2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3. Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati,bahkan mencapai tingkat hilm sifat tertinggi yang dimiliki oleh parapembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm sepertiMuawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Adapun raja-raja yang berkuasa pada dinasti Umayyah I ini berjumlah 14, antara lain:
a. Mu’awiyah I bin Abi Sufyan (41-61H/661-680M)
b. Yazid bin Mu’awiyah (61-64H/680-683M)
c. Mu’awiyah II bin Yazid (64-65H/683-684M)
d. Marwan bin Hakam (65-66H/684-685M)
e. Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
f. Al-Walid bin Abdul Malik (86-97H/705-715M)
g. Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H/715-717M)
h. Umar bin Abdul Azis (99-102H/717-720M)
i. Yazid bin Abdul Malik (102-106H/720-724M)
j. Hisyam bin Abdul Malik (106-126H/724-743M)
k. Al-Walid II bin Yazid (126-127H/743-744M)
l. Yazid III bin Walid(127H/744M)
m. Ibrahim bin Malik (127H/744M)
n. Marwan II bin Muhammad (127-133H/744-750M)
B. Puncak Kejayaan Daulah Bani Umayyah
Pada masa pemerintahan Muawiyyah terkenal sebagai era yang agresif karena perhatian terpusat kepada perluasan wilayah, dan kemajuan besarpun hadir dengan berhasilnya perluasan wilayah. Kemajuan Dinasti Umayyah terdapat di masa Muawiyyah bin abi Sofyan sampai pemerintahannya Hiyam bin Abdul Malik 661 M/ 41 H – 743 sedangkan pemerintahan setelahnya hanya menuju kepada kehancuran Muawiyyah.
Dimasa Muawiyyah, terdapat peristiwa paling mencolok yakni penyerangan kota konstan tinopel melalui suatu ekspedisi yang dipusatksn di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari Ibu Kota Romawi Timur. Dibelahan Timur, Muawiyyah berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan. Ekspansi ke timur yang dirintis oleh Muawiyyah, lalu disempurnakan oleh Khalifah Abdul Malik. Dibawah komando gubenur Irak Hajjaj ibn Yusuf, tentara kaum muslimin menyebrangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkhand. Dimasa kekuasaan al-Walid I dikenal dengan “masa kemenangan yang luas”. Dimasa ini, pengepungan atas kota konstantinopel dihidupkan kembali guna menklukan ibu kota Romawi,meski belum berhasil tetapi memberi hasil yang cukup memuaskan yakni dengan menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih maju kedepan, dengan menguasai basis-basis militer Kerajaan Romawi di Mar’asy dan Amuriyah. Kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan di front Afrika. Disamping itu, kejayaan Bani Umayyah juga tercermin dari pembangunan di berbagai bidang seperti bidang politik ataupun sosial kebudayaan. Didalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tatanan pemerintahan yang sama sekali baru, yakni memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prestasi Peradaban Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah
Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi.
Berikut Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara lain:
a. Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan
b. Menertibkan angkatan bersenjata.
c. Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
d. Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
e. Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
f. Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
g. Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
h. Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
i. Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
j. Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
B. Sebab-sebab Kemunduran Daulah Bani Umayyah
Kemunduran Bani Umayyah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
1. Ketidakpuasan sebagian besar orang non Arab yang memeluk Islam, terutama di Irak dan propinsi” timur. Mereka mendapat sebutan “mawali” atau “klien”, karena pada prakteknya mereka harus mengikatkan diri dengan menjadi klien dari kabilah-kabilah Arab. Hal tersebut bukan dari ajaran Islam, status tersebut menggambarkan keangkuhan orang-orang Arab. Mereka orang non-Arab derajatnya dianggap lebih rendah, misalkan ada tunjangan dari negara maka tunjangan mereka harus lebih sedikit dari orang Arab.
2. Meningkatnya perpecahan diantara kabilah-kabilah Arab. Perpecahan terjadi antara kabilah selatan atau Yunani dengan Kabilah Utara. Kabilah selatan atau Yunani adalah sebutan bagi Kabilah yang berkaitan dengan Kabilah Kalb dan juga mereka pernah berdiam di Yunani. Sedangkan kabilah utara adalah sebutan bagi kabilah Qays. Perpecahan antara kedua kabilah terjadi karena tumbuhnya pengaruh politis dikedua kabilah tersebut.
3. Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
4. Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat.
5. Kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan keagamaan. Golongan ini mengaku ingin mencari keadilan bagi kaum mawali,yang mana konsep mawali tidak terdapat didalam Islam.
C. Pelajaran Terpenting bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa Kini dan Masa Depan
Pelajaran terpenting dari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di Masa kini dan Masa sekarang yakni: bahwa pelajaran terpenting terdapat dari sisi mana kita akan memahami. Misalkan dari sisi strategi, Dinasti Umayyah sangat hebat didalam pertahanan militernya,oleh karenanya kekuatan militer sangatlah diperlukan oleh orang-orang Muslim hal tersebut perlu adanya karena dengan jiwa yang kuat maka kita akan menjadi muslim yang kuat. Didalam bidang sosial, dapat kita ambil pelajaran bagi peradaban Islam yakni keberadaan orang muslim dengan non-muslim itu sama, dalam artian kita saling menghargai dengan tidak menganggap remeh ataupun melecehkan agama lain. Contohnya kalau didalam makalah adanya pembedaan kelas masyarakat antara arab dan non-Arab dan contoh didalam kehidupan kita yakni dengan mengambil hikmah kejadian pelecehann agama Islam yang dialkukan oleh orang non-islam. Dalam bidang politik,kita bisa mengambil contoh ketika masa jayanya Umayyah dan keruntuhannya, dimasa jayanya kita bisa meniru dengan kinerja bagus yang dilakukan Muawiyyah dan di masa kehancurannya kita bisa mengambil pelajaran dari buruknya korupsi akan mengakibatkan kehancuran negeri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu, ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah tentunya sangat membantu Muawiyyah.
Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.
DAFTAR PUSTAKA
Shaban, 1993, Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta:Logos
Sunanto, Musyrifah. 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Watt, Montgomerry. 1990, Kejayaan Islam: Kajian kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya