BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Masalah utama dalam upaya mengelola kelas adalah siswa itu sendiri. Artinya pengelolaan kelas dilakukan tidak lain untuk meningkatkan dan mempertahankan gairah siswa dalam belajar baik secara berkelompok maupun secara individual.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai pengelola aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan murid baik secara berkelompok maupun secara individual.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep manajemen kelas
2. Kegiatan manajemen kelas
3. Faktor yang memengaruhi manajemen kelas
4. Sikap guru dan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas
5. Aspek, fungsi, dan masalah dalam manajemen kelas
6. Mengajar dan Manajemen Kelas
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Konsep Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah sinonim dengan pengelolaan kelas. Dilihat dari kata penyusunnya, manajemen kelas terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas. Sebelum kita masuk kepada pengertian tentang manajemen kelas, kita perhatikan terlebih dahulu apa itu manajemen dan apa itu kelas.
A. Pengertian Manajemen
· Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
· Dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”George R Terry (1994) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
· Menurut Lyndak F.Urwick, manajemen adalah forecasting (meramalkan), planning-organizing (perencanaan-pengorganisasian), commanding (memerintahkan), coordinating (pengkoordinasian) dan controlling (pengontrolan)
· Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan.
B. Pengertian Kelas
Dalam dunia pendidikan, kelas dapat mempunyai beragam makna, yaitu:
- Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang mengikuti suatu pembelajaran atau kuliah tertentu
- Kelas dapat juga diartikan sebagai proses belajar mengajar
- Kelas adalah bangunan fisik atau ruang kelas, tempat di mana proses belajar mengajar dilakukan
- Kelas adalah tingkatan sekolah di mana seorang anak belajar.
C. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen dari kata “Management” diterjeemahkan dari pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam perlaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yng dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi manajemen kelas:
a. Manajemen kelas adalah beragam tingkah laku guru yang kompleks agar pengajarannya menjadi efektif dan efisien. Manajemen merupakan suatu hal yang dapat membuat sisiwa terlihat sangat aktif dalam aktivitas pembelajaran di kelas dan mereduksi tingkah laku yang kontraproduktif dengan proses pembelajaran sehingga guru dan siswa dapat melakukan proses belajar mengajar. Tanpa manajemen kelas yang efektif proses pembelajaran siswa akan terganggu selama pengajaran berlangsung.
b. Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran
c. Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan
d. Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif.
e. Manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik.
Dapat dikatakan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Terdapat juga tiga fokus untuk mengartikan manajamen, yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya manjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan keterampilan teknikal, manusiawi, dan konseptual.
2. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktifitas manajemen.
3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Pengertian lain dikemukaan sebagai proses seleksi tindakan yang dilaljukan guru dalam funsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi.
Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :
1. Masalah Individual :
- Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
- Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
- Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
- Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
2. Masalah Kelompok :
- Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
- Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
- Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
- "Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
- Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
- Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.
D. Tujuan Manajemen kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan, yaitu :
· Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan berbut lebih baik
· Menghilangkan hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
· Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perlengkapan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas
· Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya
2. Kegiatan Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara gari besar terdiri dari :
a. Pengaturan Siswa
Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek, dan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek. Artinya siswa bukan bukan barang atau objek yang hanya dikenai tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang. Artinya dalam hal ini fungsi guru tetap memiliki proporsi yang besar untuk dapat membimbing, mengarahkan, dan memandu setiap aktifitas yg harus dilakukan siswa. Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dikelas sesuai dengan potensi intelektual dan pengembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minta dan keinginannya.
b. Pengaturan Fasilitas
Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. kriteria minimal meliputi aman, estetika, sehat, cukup, bermutu, dan nyaman, yang terpenting bahwa dengan fasilitas yang minim dapat diatur dengan baik sehingga daya gunanya lebih tinggi. Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktifitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik.
Adapun kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas adalah sebagai berikut :
· Mengecek kehadiran siswa
Siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
· Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.
· Pendistribusian bahan dan alat
Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
· Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari sswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
· Mencatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.
· Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapi dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
· Menyampaikan materi pembelajaran
Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada dalam kelas.
· Memberikan tugas/PR.
Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan para guru, khususnya guru dalam pertemuan dengan siswa menurut Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen adalah :
· Ketika bertemu dengan siswa, guru harus :
- Bersikap tenang dan percaya diri
- Tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam atau sikap tidak simpatik
- Memberikan salam
· Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar
· Mengatur tempat duduk siswa dengan tertib dan lancar
· Menentukan tata cara berbicara dan Tanya jawab
· Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun diri sendiri
c. Penataan Ruang Kelas
Menciptakan suasana yang menggairahkan perlu memperhatikan peraturan/penataan ruang kelas. Penyusunan dan pengaturan belajar hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan anak didik bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan adalah :
· Ukuran dan bentuk kelas
· Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik
· Jumlah anak didik dalam kelas
· Jumlah anak didik dalam setiap kelompok
· Jumlah kelompok dalam kelas. Komposisi anak didik dalam kelompok (seperti anak didik pandai dengan anak didik kurang pandai, pria dengan wanita)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai factor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa factor yang mempengaruhi antara lain :
a. Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatkanya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksudkan meliputi:
· Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan tidak mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu mempergunakan hiasan, maka hiasan yang bernilai pendidikan itu lebih diutamakan.
· Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
· Ventilasi dan pengaturan cahaya suhu
Ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
· Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tingggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodic harus dicek. Hal lainhya adalah pengamanan barang-barang tersebut. Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah terbakar atau meledak.
b. Kondisi sosio-emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapaianya tujuan pengajaran. Kondisi sosio emosional meliputi:
· Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis atau tidak, kesemuanya itu memberikan dampak kepada peserta didik
· Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah siswa dengan hangay sehingga ia insyaf akan kesalahannya. Berlakukan adil dalam bertindak. Ciptakan suatu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
· Suara guru
Suara guru, walaupun bukan factor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. suara yang melengking tinggi atau malah terlalu rendah sehingga terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bias jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relative rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengaran rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.
· Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistic dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya.
4. Sikap Guru dan Pendekatan yang Digunakan Dalam Pengelolaan Kelas
Untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas hendaknya guru bersikap seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2006 : 185) yaitu :
a. Hangat dan antusias, guru yang hangat dan akrab pada murid akan menunjukkan antusias pada tugasnya
b. Menggunakan kata-kata, tindakan, cara kerja dan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan kegairahan murid untuk belajar
c. Bervariasi dalam penggunaan alat atau media pola interaksi antara guru dan murid
d. Guru luwes untuk mengubah strategi mengajarnya
e. Guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative
f. Guru harus disiplin dalam segala hal.
Tipe kepemimpinan yang otoriter harus diubah menjadi lebih demokratis karena tipe kepemimpinan otoriter menumbuhkan sikap agresif tetapi murid hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru yang demokratis maka semua aktivitasnya akan menurun. Tipe kepemimpinan guru yang demokratis lebih mungkin terbinanya sikap persahabatan guru dan murid dengan dasar saling mempercayai. Untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal guru harus menempatkan diri sebagai model, pengembang, perencana, pembimbing dan fasilitator.
Guru sebagai pengelola kelas sudah menerapkan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan disini memiliki pengertian sebagai sikap konsisten dari seorang guru untuk menjadikan norma atau aturan-aturan dalam kelas sebagai acuan untuk menegakkan kedisplinan.
Ketentuan tersebut didasarkan pada salah satu konsep dasar manajemen kelas yang tidak lain adalah proses untuk mengontrol serta membimbing para siswa agar mereka memiliki sikap disiplin dalam belajar. Dalam prose situ, peranan guru adlah menciptakan dan menciptakan situasi disiplin dalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah ( 2006 : 179 ) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
Namun, pendekatan ancaman harus dilakukan dalam taraf kewajaran dan diusahakan untuk tidak melukai perasaan siswa. Guru member ancaman seperti penangguhan nilai, pemberian tugas tambahan, atau tugas-tugas lain yang sifatnya mendidik.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik selama tidak menyimpang pada aturan dan kesepakantan bersama. Karena siswa terkadang tidak merasa nyaman bila ada seorang guru yang Over Protective.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Pendekatan ini sangat cocok dilakukan oleh guru sendiri. Mencoba mengingat kembali hal apa yang tidak disukai oleh siswa saat kita mengajar.
Tidak ada salahnya juga Guru meminta para siswa untuk mengemukakan hal-hal yang kurang mereka sukai dari cara kita mengajar serta apa yang mereka inginkan.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatam pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bias dicegah. Sehingga secara garis besar bias diambil kessimpulan bahwa cara pendekatan ini adalah dengan membuat rencana pengajaran disetiap akan melaksanakan suatu pengajaran terhadap siswa
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
8. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
9. Pendekatan elektis atau pluralistic
Menurut Djamarah ( 2006 : 18 ) Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
Selain ketiga pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat lain ada yang mengatakan adanya pendekatan ancaman, pendekaran resep, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan kebebasan, dan Pendekatan sosio-emosional
5. Aspek, Fungsi Dan Masalah Dalam Manajemen Kelas
a. Aspek dalam manajemen kelas
Manajemen kelas harus dilakukan oleh guru guna memberikan dukungan terhadap keberhasilan belajar anak. Keberhasilan dalam pembelajaran akan ditentukan oleh seberapa mampu guru dalam memfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas, keberhasilan dalam “me-manage” kelas yang dilakukan guru harus melihat aspek dalam kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.
Fungsi Manajemen Kelas
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.
b. Fungsi dalam manajemen kelas
Dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan dasar filosofis dari pendidikan di dalam kelas. Fungsi manajerial di dalam kelas meliputi :
· Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah satu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji sumber daya dan metode yang tepat.
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah satu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji sumber daya dan metode yang tepat.
· Mengorganisasi
Mengorganisasikan itu berarti:
Mengorganisasikan itu berarti:
ü Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
ü Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
ü Menugaskan seseorang dalam suatu tanggung jawab atau fungsi tertentu
ü Mendelegasikan wewenang kepada seseorang.
ü Memimpin
ü Mengendalikan
a. Menetapkan standar kinerja
b. Mengukur kinerja
c. Membandingkan unjuk kerja dengan standarisasi
d. Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan
c. Masalah dalam Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan leh guru adalah upaya untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan setiap potensi siswa, sehingga semua siswa dapat belajar dengan baik dan merasa terfasilitasi dari sisi perkembangan fisik dan psikisnya. Akan tetapi dalam penyelenggaraan pembelajaran di dalam kelas tidak selalu berlangsung dengan memuaskan sering muncul masalah. Masalah dapat kita tinjau dari bebagai sisi, sehingga guru dapat menjadi maklum bila perencanaan yang disusun sedemikian rupa akan tetapi masih muncul masalah dalam pelaksanaannya. Masalah dapat kita ligat dari sisi sifat masalah, jenis masalah dan sumber masalah.
1. sifat masalah
· Perennial
Perennial artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika terjadi proses interaksi. Ketika manusia berinteraksi alam sebuah kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang dimiliki dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini memungkinkan karena memang demikian sifatnya.
Perennial artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika terjadi proses interaksi. Ketika manusia berinteraksi alam sebuah kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang dimiliki dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini memungkinkan karena memang demikian sifatnya.
· Naturan effect
Naturant effect atau dampak pengiring artinya bahwa ketika dalam sebuah kegiatan muncul masalah dan masalah itu tidak dicarikan penyelesaiannya, maka hal tersebut akan memicu dampaklain sebagai pengikut dari permasalahan tersebut yang mungkin akan besar. Besar kecilnya akan bergantung kepada bobot dari permasalahan itu sendiri.
· Substantive
Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok/isu yang muncul, artinya bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan subtansi dari problematic dalam interaksi dalam interaksi yang terjadi. Dalam hal apa permasalahan itu muncul, itulah yang akan memberikan gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencarikan solusinya. Pemahaman terhadap subtansi akan mempermudah guru dalam menyelesaikannya.
Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok/isu yang muncul, artinya bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan subtansi dari problematic dalam interaksi dalam interaksi yang terjadi. Dalam hal apa permasalahan itu muncul, itulah yang akan memberikan gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencarikan solusinya. Pemahaman terhadap subtansi akan mempermudah guru dalam menyelesaikannya.
· Contextual
Proses interaksi orang terjadi dalam suatu setting siatuasi tertentu dengan corak yang beragam. Permasalahan muncul juga bisa diakibatkan oleh setting situasi tertentu, situasi amat mempengaruhi besar kecilnya masalah juga keterkaitan dengan masalah lainnya.
Proses interaksi orang terjadi dalam suatu setting siatuasi tertentu dengan corak yang beragam. Permasalahan muncul juga bisa diakibatkan oleh setting situasi tertentu, situasi amat mempengaruhi besar kecilnya masalah juga keterkaitan dengan masalah lainnya.
2. Jenis masalah yang muncul dikelas
Berbagai masalah dapat muncul di dalam kelas, masalah bias berasal dari siswa, guru, kelas, situasi sekolah. Dilihat dari jenisnya masalah dalam kelas yang memungkinkan terganggunya proses belajar mengajar dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu masalah yang muncul secara individu, dan masalah yang muncul karena kelompok.
· Masalah individu
Masalah individu adalah segala permasalahan yang melekat pada perorangan baik karena aktivitasnya sebelum di kelas yaitu di rumah, di jalan dan di lingkungan sekolah sehingga muncul dkelas atau permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung karena interaksinya dengan siswa lain atau guru. Masalah individu muncul bila terjadi stimulus yang tidak di harapkan dari sikap siswa lain atau dari sikap guru bahkan bisa datang dari materi belajar. Stimulus yang berlebihan dari guru terhadap siswapun akan memicu permasalahan.
· Masalah kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang muncul karena kolektivitas siswa yang tidak teroganisir sehingga memunculkan kecemburuan atau ketidak setujuan yang tidak dikemukakan yang pada akhirnya akan menurunkan semangat belajar individu.
Permasalahan dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam menentukan kelompok atau stimulis yang diberikan guru tidak dapat memunculkan gairah dalam belajar secara keseluruhan.
Permasalahan dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam menentukan kelompok atau stimulis yang diberikan guru tidak dapat memunculkan gairah dalam belajar secara keseluruhan.
3. Sumber masalah
Secara garis besar masalah di dalam kelas bisa berasal dari rumah, dan dari lingkungan masyarakat dimana dia bergaul dan juga lingkungan sekolah.
· Lingkungan rumah.
Kondisi emosional siswa di kelas banyak akan dipengaruhi oleh pergaulannya di rumah. Kondisi rumah tempat dia tinggal, social dan ekonomi yang sedang dijalaninya akan mempengaruhi pola belajar dia di sekolah. Perhatian dan konsentrasi siswa akan terganggu oleh peristiwa di rumah, dimana secara peristiwa tersebut akan memberikan terhadap penguasaan emosi dan bobot emosional sehingga kurang siap dalam mengikuti pelajaran
· Lingkungan masyarakat.
Pada saat tertentu ketika anak bergaul dalam masyarakat baik dengan teman sebayanya ataupun dengan yang lebih tua dan lebih muda, hal ini harus diwaspadai oleh guru karena peristiwa-peristiwa yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dapat menyebabkan anak tidak dapat belajar dengan baik di dalam kelas. Peristiwa-peristiwa tersebut akan mempengaruhi konsentrasi dan kesiapan anak dalam belajar.
· Lingkungan sekolah.
Dalam lingkungan sekolah anak bergaul dengan berbagai tingkatan kelas, dengan kakak kelasnya atau dengan orang yang lebih dewasa seperti guru, penjaga sekolah, petugas tata usaha, kepala sekolah. Pergaulan yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut akan memberikan warna terhadap pola perilaku dan sikap dan kemungkinan akan terbawa sampai dalam kelas. Perilaku yang baik mungkin akan memberikan warna baik dalam sikap dan perilaku siswa, akan tetapi bila dalam pergaulan tersebut ada sikap dan perilaku yang di luar kepastiannya sesuai dengan umur dan tingkatan kelas maka kemungkinan akan memberikan masalah ketika masuk ke dalam kelas dan mengikuti proses belajar mengajar.
6. Mengajar Dan Manajemen Kelas
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung mengiatkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Kegiatan mengajar antara lain seperti menelaah kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan siswa. Kegiatan manajerial kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara berkelanjutan. Kegiatn manajerial antara lain seperti mengembangkan hubungan yang aik antara guru dan peserta didik, memberikan ganjaran dengan segera, mengembangkan aturan main dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib.
Banyak guru yang kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah manajemen kelas, sehingga pemecahannya pun menjadi kurang tepat. Masalah manajemen kelas harus ditanggulanngi dengan tindakan manajemen kelas sedangkan masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan tindakan pembelajaran
Walaupun istilah mengajar (teaching) dan pengajaran (instruction) sering digunakan dalam arti yang sama, adalah sangat berguna apabila memandang mengajar sebagai sesuatu yang memiliki dua dimensi yang saling berhubungan, yaitu pengajaran dan manajemen. Mengajar dan manajemen dapat dibedakan, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran keduanya sulit dipisahkan manajemen kelas bermaksud menegakkan dan memelihara perilaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan efisien serta memudahkan pencapaian tujuan pengelolaan. Pengajaran dan manajemen bertujuan menyiapkan atau memproses, yaitu memproes atau menyiapkan perilaku-perilaku guru atau suswa yang diharapkan memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan.
BAB 3
PENUTUPAN
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas sapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
Saran
Di masa yang akan dating, diharapkan agar system manajemen kelas lebih ditingkatkan lagi, karena perkembangan pembelajaran di dnuia ini semakin pesat, dan oleh karena itu diwajibkan kepada guru untuk memiliki komppetisi khusus dalam mengelola kelas agar suasana kelas menjadi menyenangkan, efektif, efisien dan terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ekosiswoyo, Rusdi dan Maman Rachman. 200. Manajemen Kelas. Semarang : IKIP Semarang
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar , Cv. Rajawali, Jakarta, 1991
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta : Rineka Cipta, 2002
Tutut Sholehah, Strategi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta : Citra Grafika Desian, 2008