Makalah Hubungan Manusia Dan Hewan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manusia mempunyai keistimewaan dari mahluk-mahluk yang lain, ia diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna dan kesempurnaan ini manusia dapat meningkatkan kehidupanya. Dengan berfikir atau bernalar, merukan satu bentuk kegiatan akal manusia melalui pengetahuan yang kita terima melalui panca indra diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Aktivitas berfikir adalah berdialog dengan diri sendiri dengan manisfestasinya, ialah mempertimbangkan , merenungkan, menganalisis menunjukan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kualitasnya, membahas secara realitas dan lain-lain. Sesuai dengan makna filsafat yaitu sebagai ilmu yang bertujuan untuk berusaha memahamisemua yang timbul dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia, maka berfilosofis memerlukan suatu ilmu dalam mewujudkan pemahaman tersebut.
B. Tujuan
Berdasarkan uarian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah :
1. Agar lebih memahami hubungan antara Manusia dan Hewan
2. Untuk lebih memahami secara mendalam hubungan antara Manusia dan Hewan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesiesprimata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
B. Definisi Hewan.
Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja).
Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya.
C. Hubungan Manusia Dan Hewan.
Manusia merupakan sebangsa binatang. Dia memiliki banyak kesamaan dengan binatang lainnya. Pada saat yang sama manusia memiliki banyak ciri yang membedakan dirinya dengan binatang lainnya, dan ciri-ciri ini menempatkannya lebih unggul daripada binatang. Ada ciri-ciri utama yang mendasar, yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Sifat-sifat manusiawi manusia ditentukan oleh ciri-ciri ini. Ciri-ciri ini, yang juga menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai budaya manusia, berkaitan dengan dua hal. Yaitu, sikap dan kecenderungan.
Pada umumnya binatang memiliki kemampuan melihat dan mengenal dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Dan dengan berbekal pengetahuan yang didapat dari melihat dan mengenal ini, binatang berupaya mendapatkan apa yang diinginkannya. Seperti binatang lainnya, manusia juga memiliki banyak keinginan. Dan dengan bekal pengetahuan dan pengertiannya, manusia berupaya mewujudkan keinginannya. Manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Bedanya adalah manusia lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih tinggi tingkat keinginannya.
Kekhasan ini yang dimiliki manusia membedakan manusia dengan binatang, dan membuat manusia lebih unggul daripada binatang lainnya.
1. Pengetahuan dan Keinginan Binatang
Hanya melalui indera (alat untuk merasa, mencium bau, mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri) yang dimiliki, binatang mengenal (mengetahui) dunia. Itulah sebabnya. Pertama, pengetahuannya dangkal. Pengetahuannya tidak sampai menguasai detail sesuatu dan tidak memiliki akses ke hubungan-hubungan internal yang terjadi dalam sesuatu itu. Kedua, pengetahuannya parsial dan khusus, tidak universal dan tidak umum. Ketiga, pengetahuannya regional (terbatas pada wilayah tertentu), karena terbatas pada lingkungan hidupnya dan tidak lebih dari itu. Keempat, pengetahuannya terbatas pada saat sekarang dan tidak berkenaan dengan masa lalu dan masa mendatang. Binatang tidak mengetahui sejarahnya sendiri atau sejarah dunia. Karena itu, binatang tidak berpikir tentang masa depannya, dan juga tidak merencanakan masa depannya.
Dari segi pengetahuannya, binatang tak sanggup keluar dari kerangka lahiriahnya, kekhususannya, lingkungan hidupnya, dan masa sekarangnya. Binatang tak pernah lepas dari keempat bidang ini. Kalau saja secara kebetulan dapat melewati batas-batas keempat bidang ini, itu terjadi secara naluriah dan tidak sadar, bukan karena kehendak dan pilihannya sendiri.
Seperti pengetahuannya, tingkat keinginan dan hasrat binatang juga terbatas ruang lingkupnya. Pertama, segenap hasratnya bersifat material, dan tidak lebih dari makan, minum, tidur, bermain, kawin, dan membuat sarang. Binatang tidak memiliki kebutuhan spiritual, nilai moral dan sebagainya. Kedua, segenap keinginannya bersifat pribadi dan individualistis, berkaitan dengan binatang itu sendiri, atau paling banter berkaitan dengan pasangan dan anak-anaknya. Ketiga, binatang bersifat regional, yaitu berkaitan dengan lingkungan hidupnya saja. Keempat, binatang bersifat seketika itu, yaitu berkaitan dengan masa sekarang.
Dengan kata lain, dimensi keinginan dan kecenderungan dalam eksistensi binatang ada batasnya, begitu pula dimensi eksistensi pengetahuannya. Dari sudut pandang ini juga, binatang harus hidup dalam batas tertentu. Jika binatang mengejar sasaran yang berada di luar batas ini dan misalnya, yang berkenaan dengan spesiesnya pada umumnya dan bukan dengan satu individu atau berkenaan dengan masa depan dan bukan dengan masa kini, sebagaimana terlihat terjadi pada binatang tertentu yang hidup berkelompok seperti lebah, itu terjadi secara tak sadar, secara naluri, dan karena aturan langsung dari kekuatan yang telah menciptakannya dan yang mengatur seluruh alam.
2. Pengetahuan dan Keinginan Manusia
Wewenang manusia di bidang pengetahuannya, informasi dan pandangannya, dan di bidang keinginan dan kecenderungannya, sangat luas dan tinggi. Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu menuju sisi realitas internal sesuatu itu, saling hubungan yang terjadi di dalam sesuatu itu, dan menuju hukum yang mengatur sesuatu itu. Pengetahuan manusia tidak terbatas pada ruang atau waktu tertentu. Pengetahuan manusia mengatasi batas-batas seperti itu. Di satu pihak, manusia mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum dia lahir, dan di lain pihak manusia bahkan mengetahui planet-planet selain bumi dan bintang-gemintang. Manusia mengetahui masa lalu maupun masa depannya. Dia mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia, yaitu sejarah bumi, langit, gunung, sungai, tumbuhan dan organisme hidup. Yang menjadi pemikiran manusia bukan saja masa depan yang jauh, namun juga hal-hal yang tak terhingga dan abadi. Sebagian dari hal-hal ini diketahui oleh manusia. Manusia bukan sekadar mengetahui keanekaragaman dan kekhasan. Dengan maksud menguasai alam, manusia mencari tahu tentang hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.
Dari sudut pandang ambisi dan aspirasinya, kedudukan manusia luar biasa, karena dia adalah makhluk yang idealistis, tinggi cita-cita dan pemikirannya. Sasaran yang juga ingin dicapainya adalah sasaran yang sifatnya non-material dan tidak mendatangkan keuntungan material. Sasaran seperti ini adalah sasaran yang menjadi kepentingan ras manusia seluruhnya, dan tidak terbatas pada dirinya dan keluarganya saja, atau tidak terbatas pada wilayah tertentu atau waktu tertentu saja.
Manusia begitu idealistis, sampai-sampai dia sering lebih menomorsatukan akidah dan ideologinya dan menomorduakan nilai lain. Dia bahkan menganggap melayani orang lain lebih penting daripada mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Dan manusia memandang duri yang menusuk kaki orang lain seperti seakan menusuk kakinya sendiri atau bahkan matanya sendiri. Dia merasa bersimpati kepada orang lain dan mau berbagi suka dan duka. Manusia begitu penuh dedikasi kepada akidah dan ideologi sucinya, sampai-sampai dia mudah mengorbankan hidupnya demi akidah dan ideologi sucinya itu. Segi manusiawi dari budaya manusia yang dianggap sebagai roh sejati budaya tersebut merupakan hasil dari perasaan dan keinginan seperti itu.
3. Dasar dari Karakter Manusia
Berkat upaya kolektif manusia selama berabad-abad, manusia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang dunia. Informasi yang didapat kemudian dihimpun dan dikembangkan. Setelah mengalami proses dan sistematisasi, informasi ini kemudian menjadi dikenal sebagai "ilmu" dalam artinya yang lebih luas, yaitu jumlah seluruh gagasan manusia tentang kosmos (alam semesta). Di dalamnya tercakup juga filsafat, sebuah produk dari upaya kolektif manusia yang diberi bentuk logika yang khusus.
Kecenderungan spiritual dan tingginya kesadaran manusia ada karena manusia mempercayai realitas-realitas tertentu dunia ini, dan karena dedikasinya kepada realitas-realitas tersebut. Realitas-realitas ini sifatnya bukan individualistis dan juga bukan material. Sifatnya komprehensif dan umum, di dalamnya tak ada soal keuntungan ekonomi, dan pada gilirannya merupakan hasil dari pengetahuan dan pemahaman tertentu mengenai dunia yang disampaikan kepada manusia oleh para nabi, atau dilahirkan oleh pemikiran idealistis sebagian filosof.
Bagaimanapun juga, kecenderungan spiritual dan suprahewani lebih tinggi yang ada pada diri manusia, jika dasarnya adalah infrastruktur doktrinal dan intelektual, memakai nama agama. Karena itu, kesimpulannya adalah bahwa yang membedakan secara mendasar antara manusia dan makhluk hidup lainnya adalah pengetahuan dan agama, dan bahwa pengetahuan dan agama merupakan dasar dari ras manusia, dan ras manusia ini bergantung pada pengetahuan dan agama.
Sudah banyak dibahas tentang perbedaan antara manusia dan spesies binatang lainnya. Sebagian berpandangan bahwa antara manusia dan spesies binatang lainnya itu tak ada perbedaan yang mendasar. Mereka mengatakan bahwa perbedaan pengetahuan merupakan perbedaan kuantitas, atau paling banter perbedaan kualitas, namun bukan perbedaan hakikat. Mereka memandang tidak begitu penting prestasi-prestasi manusia yang luas dan luar biasa di bidang pengetahuan, padahal prestasi-prestasi ini menarik perhatian filosof-filosof besar Timur dan Barat.
D. Manfaat Hewan Bagi Manusia.
Binatang juga sangat bermanfaat bagi manusia, selain dapat dimanfaatkan tenaga dan dapat dimakan juga sebagai sarana penambah kebutuhan untuk konsumsi makanan. Manusia hidup di dunia ini tidak hanya berdampingan dengan manusia saja namun juga sangat memerlukan binatang.
Berikut ini merupakan beberapa hubungan manusia dan hewan / binatang :
- Binatang Sebagai Sahabat Manusia
Baik sebagai teman bermain, penjaga atau penuntun tunanetra. Anjing dianggap sebagai pendamping setia manusia. Eksperimen menunjukkan, anjing memperhatikan sikap kita dan bisa bereaksi. Mereka menganalisa dan bisa mengetahui apa yang dilihat atau ingin dilihat majikannya. Karena itu anjing penuntun tunanetra mengerti kemana pemiliknya ingin pergi dan bisa membawanya aman sampai ke tujuan.
- Sarana Transportasi dan Rekreasi
Dulu tugas kuda sudah jelas. Yakni membawa manusia dari daerah satu menuju daerah yang lain atau menarik gerobak dan kereta kuda. Meskipun saat ini kuda sudah tergantikan oleh mobil sebagai sarana transportasi. Namun, masih banyak manusia yang gemar naik kuda ketika waktu luang.
- Sebagai Sumber Makanan
Ayam sudah dimanfaatkan manusia sejak berabad-abad. Di Asia Tenggara, manusia pertama kali menyadari betapa enaknya daging dan telur ayam jika disantap. Mereka mulai beternak ayam untuk konsumsi pribadi. Kini ada sekitar 150 ras dan ayam dengan sebutan “hewan hibrida” yang mampu menghasilkan telur dan daging lebih banyak.
Hubungan antara manusia dengan hewan yang telah lama kita ketahui adalah hubungan simbiosis. Contohnya saja topi, syal, dan baju hangat rajutan yang semua dibuat dari wol domba. Ada juga domba yang dikonsumsi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø Hewan/Binatang memiliki kemampuan melihat dan mengenal dirinya sendiri dan dunia sekitarnya
Ø Hewan/binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoan
Ø Manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Bedanya adalah manusia lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih tinggi tingkat keinginannya.
Ø Hubungan antara manusia dengan hewan yang telah lama kita ketahui adalah hubungan simbiosis. Contohnya saja topi, syal, dan baju hangat rajutan yang semua dibuat dari wol domba. Ada juga domba yang dikonsumsi.
Ø Manfaat Hewan Bagi Manusia : Sebagai Sahabat Manusia, Sarana Transportasi dan Rekreasi, Sebagai Sumber Makanan.
B. Kritik dan Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan maka demi terciptanya sebuah karya tulis yang bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan yang terus temenerus mengalami perkembangan yang sangat cepat maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran para pembaca, agar bisa terciptanya sebuah ilmu yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pendidikan maupun dunia komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.g-excess.com/qa/hubungan-manusia-dan-binatang
http://www.al-shia.org/html/id/books/ensan-jahan/01.htm
DOWNLAOD FILE LENGKAPNYA : -> KLIK DOWNLOAD <-