Pemanfaatan Buah Sawo - OFO

Halaman

    Social Items

Pemanfaatan Buah Sawo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
            Makhluk hidup dengan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Setiap makhluk hidup memiliki lingkungan dan tempat tinggal sendiri secara alami di bumi. Dimana kelestarian suatu makhluk hidup juga tergantung pada lingkungannya. Begitu pula dengan tanaman sawo kecik.
              Manilkara zapota (sawo) ini merupakan tanaman berkelamin dua yang tingginya 15-20 m, Daunnya bulat telur terbalik, dan buahnya berwarna merah, berbentuk bulat telur. Tanaman ini dapat tumbuh dimana saja. Namun, tanaman ini sekarang menjadi tanaman yang semi langka, dimana kelestariannya akan terancam punah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, terutama faktor manusia yang tidak punya kemauan untuk melestarikannya. Di beberapa tempat, tanaman ini hanya berfungsi sebagai penghijauan. Sedangkan buahnya yang terproduksi cukup banyak, sama sekali tidak terfungsikan. Padahal buah sawo juga menyimpan energi yang tidak diduga, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang merupakan wujud dari pendayagunaan kelestariannya.
              Melalui eksperimen, alkohol yang tersimpan dalam buah sawoyang dicampur dengan bensin dengan perbandingan 3:7, ternyata dapat menyalakan mesin. Dengan penambahan etanol dari sawodiperkirakan dapat menghemat sekitar 10-15 persen. Nyala alkohol dari sawoyang dicampur bensin dibandingkan dengan nyala bensin murni dipastikan ada perbedaan. Nyalanya lebih lama dan mengurangi polusi. Jadi, sawo menyimpan zat khusus yang dapat diubah menjadi energi kimia dalam bentuk alkohol. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif.
            Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pemanfaatan bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Untuk itu kami menetapkan judul penelitian “Pemafaatan Buah Sawo (Manilkara zapota) Bagi Kesehatan”.

1.2. Rumusan Masalah
       Apakah buah sawo dapat dimanfaatkan untuk Kesehatan?
1.3. Tujuan Penulisan
       Mengetahui apakah buah sawo yang dapat dimanfaatkan untuk Kesehatan.
1.5.  Manfaat Penulisan
       Adapun manfaat dari penulisan adalah Mengetahui mana yang lebih bagus obat herbal apa obat yang tradisional
1.6.   Sistematika Penulisan
       Sistematika Penulisan dalam pembuatan makalah ini terdiri dari :
       Bab I     :      Pendahuluan 
       Bab II   :      Landasan Teori
       Bab III  :      Pembahasan
       Bab IV  :      Penutup

BAB II
LANDASAN TEORI

            Tanaman sawo (Manilkara zapota) merupakan jenis tanaman buah yang merupakan buah asli dari daerah tropis dan subtropis. Tanaman yang berasal dari Ordo: Ericales dan Famili:Sapotaceae ini rata-rata memiliki umur yang panjang dalam perkembangbiakannya. Di bawah ini, merupakan ciri-ciri tanaman sawo :
       1.    Memiliki pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga ketinggian 30-40 m. bercabang rendah, batang sawo berkulit kasar dengan warna abu-abu kehitaman sampai coklat tua, dan seluruh bagiannya mengandung lateks;getah berwarna putih seperti susu yang kental.
       2.    Memiliki daun tunggal yang terletak berseling dan sering mengumpul pada ujung ranting. Helai daun bertepi rata, sedikit berbulu, berwarna hijau tua mengkilap, berbentuk bundar telur dengan ukuran kurang lebih 1,5-7 x 3,5-15 cm, pangkal dan ujungnya berbentuk baji, ukuran tangkai 1-3,5 cm, dan tulang daun utama menonjol di sisi sebelah bawah.
       3.    Memiliki bunga-bunga tunggal yang terletak di ketiak daun dekat ujung ranting, bertangkai 1-2 cm, seringkali menggantung, memiliki diameter bunga sampai dengan 1,5 cm, sisi luarnya berwarna kecoklatan dan berbulu, umumnya berkelopak 6, kelopak biasanya tersusun dalam dua lingkaran, mahkota bentuk genta, putih, berbagi sampai setengah panjang tabung.
       4.    Memiliki buah yang bertangkai pendek, berbentuk bulat telur dengan ukuran 3-6 x 3-8 cm, memiliki warna coklat kemerahan sampai kekuningan, sedangkan diluarnya dengan sisik-sisik kasar yang mudah terkelupas. Berkulit tipis, dengan daging buah yang lembut dan kadang-kadang memasir, memiliki warna coklat kemerahan sampai kekuningan, berasa manis dan mengandung banyak sari buah.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Uraian Tumbuhan
              Sawo (Manilkara zapota) yang disebut neesbery atau sapodilas adalah tanaman buah yang  berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Meksiko dan Hindia Barat. Di  Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari  dataran rendah sampai tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan  Madura. Kerabat dekat sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

3.1.1.     Sawo liar atau sawo hutan
                        Kerabat dekat sawo liar antara lain: sawodan sawo tanjung. Sawo  kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki  L. Dubard.) dimanfaatkan sebagai  tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Kayu pohonnya sangat bagus untuk  dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo tanjung (Minusops elingi) memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan  sebagai tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan.


3.1.2.     Sawo budidaya
              Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
a.    Sawo Manila
Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak mengandung  air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo manila antara lain adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo alkesa.
       b.    Sawo Apel
Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk bulat atau bulat telur mirip  buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk  dalam kelompok sawo apel adalah: sawo apel kelapa, sawo apel lilin dan sawo  duren (Anonim, 2000).

3.2. Taksonomi

              Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari buah sawo adalah sebagai  berikut:
KLASIFIKASI ILMIAH

Division
: Spermatophyta

Sub Division
: Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Ebenales
Family
: Sapotaceae
Genus
: Achras
Species
: Acrhras Zapota L.


3.3.     Morfologi Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, dan Biji Tanaman Sawo
            Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk mentukan apakah fungsi darimasing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi.salain itu morfologi juga harus dapat menjawab pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam itu (Tjitrosoepomo,1985).

3.3.1 Akar (Radix)
            Akar adalah bagian pokok yang nomer tiga (di samping batang dan daun ) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.  Tanaman Sawo mempunyai jenis akar tunggang yang bercabang (ramosus).  Menurut Tjitrosoepomo,(1985) akar tunggang (Radix primaria),jika akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar kecil.dan akar pokok itulah yang disebut akar tunggang. Sedangkan akar tunggang yang bercabang (Ramosus) adalah akar tunggang yana berbentuk kerucut panjang.Tumbuh lurus kebawah,bercabang-cabang banyak,dan cabang-cabangnya bercabang lagi,sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang,dan juga daerah perakaram menjadi amat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

3.3.2.  Batang (Caulis)
            Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan.Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo,1985).
Tanaman Sawomerupakan tumbuhan yang jelas berbatang,  batang (caulis) tanaman Sawo berkayu (lignosus), keras dan kuat,permukaan batang beralur (sulcatus) karena terdapat alur-alur yang jelas yang memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan lepasnya kerak (bagian kulut yang mati),berbentuk bulat (teres),berwarna coklat kotor, arah tumbuh batang Tanaman Sawo tegak lurus (arahnya lurus ke atas), tipe percabangannya adalah monopodial karena batang pokok lebih besar dan lebih panjang sehingga tampak jelas dan dapat dibedakan antara batang dan cabang-cabangnya.Menurut Tjitrosoepomo (1985), cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya.

3.3.3. Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan memiliki sejumlah besar daun. Tanaman Sawo mempunyai daun yang tidak lengkap,karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun-daun Sawo mengelompok pada bagian ujung batang.
Tangkai Daun (Petiolus) merupakan bagian daun pendukung helaian. Tangkai daun  pada tanaman Sawo(Manilkara kauki) berbentuk pipih dan tepinya melebar (bersayap) dan juga pada pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal.
Helaian daun (lamina) berbentuk bulat telur sungsang, ujung daunnya berbentuk tumpul (Obtusus),yaitu tepi daun yang semula agak jauh dari ibu tulang,cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90’).Untuk Pangkal daun (Basis folli) pada Sawo(Manilkara kauki) berbentuk meruncing (Acuminatus),yaitu biasa pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip, bertulang daun menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung,dan merupakan terusan tangkai daun. Tepi Daun (Margo folli) Sawo berbentuk rata (Integer).
            Menurut dari bagian daging daun (Intervium) tanaman Sawo kauki, memiliki daging daun yang bersifat seperti perkamen (Perkamenteus),tipis tetapi cukup kaku. Tanaman Sawo mempunyai warna hijau yang sebagian besar dimiliki semua daun pada umumnya yang berubah menjadi coklat apabila sudah tua, mempunyai permukaan licin (laevis) dan kelihatan mengkilap (Nitidus). Di permukaan bawah daun Sawoberwarna keputihan dan halus seperti beludru.
            Tanaman Sawo termasuk tanaman yang berdaun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus),yang menjadi pedoman ialah ada tidaknya satu anak daun yang nenutup ujung ibu tangakainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan didapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan, sedangkan di ujung ibu tangkai terdapat anak daunyang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada yang lainnya)

3.3.4. Bunga (flos)
            Bunga (flos) adalah  bagian dari tumbuhan yang merupakan penjelmaan dari suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan,sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan (Tjitrosoepomo,1985).
Bunga (flos) pada tanaman Sawo(Manilkara kauki) merupakan bunga majemuk, di ketiak daun (flos axillaris), berkelamin dua (hermaphroditus), daun kelopak (sepalae) bulat,memiliki enam benang sari (stamen),  putik (pistillum) menjulang ke luar, mahkota (corolla) bentuk tabung.

3.3.5. Buah (fructus)
Sebelum mendapatkan buah atau hasil dari sebuah tananaman biasanya kita mengenal istilah penyerbukan atau peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan terjadi pada bunga dan kemudian akan di ikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat pada bakal buah akan tumbuh menjadi bakal biji. Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bungan selain bakal buah ikut dan merupakn suatu bagian buah, sedangkan umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahn bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dengan putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain (Endry,2012)

3.3.6. Biji (semen)
Biji (semen) bagi tumbuhan Spermatophyta, biji ini merupakan alat untuk perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Denga dihasilkanya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke lain tempat. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (plancenta). Tangkai pendukung biji itu di sebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji (Endry,2012).
Biji-biji buah Sawo ini berwarna hitam. Dinding buah (pericarpium) tebal berdaging dan dapat dibedakan lapisan-lapisannya, yaitu kulit luar (epicarpium), lapisan paling luar berwarna coklat, tipis, kasar, kaku seperti kulit; dan kulit tengah (mesocarpium), tebal berdaging, bisa dimakan, berair, berwarna coklat muda sampai coklat kemerahan;. Jika sudah masak buah tidak pecah. Biji-biji terletak bebas dalammesocarpium. Sehingga termasuk buah buni.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tjitrosoepomo (1985), buah buni (bocca)  adalah buah yang dindingnya menpunyai dua lapisan ,yaitu lapisan luar yang agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal , lunak , dan berair, seringkali dapat dimakan

3.4. Kandungan Kimia Sawo
              Kandungan zat kimia dari tumbuhan sawo  adalah:
3.4.1.     Tanin
              Tanin dapat menyebabkan denaturasi protein dengan membentuk kompleks dengan protein melalui kekuatan non-spesifik seperti ikatan hidrogen dan efek hidrofobik sebagaimana ikatan kovalen, menginaktifkan adhesin kuman (molekul untuk menempel pada sel inang), dan menstimulasi sel-sel fagosit yang berperan dalam respon imun seluler (Chisnaningsih, 2006).
              Tanin merupakan senyawa kompleks yang banyak terdapat pada tumbuhan, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan tumbuhan rusak maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan pemakan tumbuhan. Salah satu fungsi utama tanin yaitu sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat (Harborne, 1996). Tanin dapat meringankan diare dengan menciutkan selaput
lendir usus (Tjay dan Rahardja, 1991).

3.4.2.     Flavonoid
              Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O- glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida, dan dihidroflavonol O- glikosida (Markham, 1998). Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya.       Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat (Rohyami, 2008).
              Menurut Sabir (2005) disebutkan bahwa flavonoidmenyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Adapunmenurut Naim (2004), flavonoid memiliki sifat lipofilik sehingga dimungkinkanakan merusak membran sel bakteri. Kemudian, senyawa tanin diduga berhubungan dengan kemampuannya dalam menginaktivasi adhesin mikroba (zat perekat yang terdapat pada fimbriae/pili), enzim, dan protein transport pada membran sel.

3.5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Sawo
Buah sawo atau Achras Sapota L, buah yang memiliki aroma yang harum dan rasanya manis ini, memang sangat mudah di dapat di sekitar kita. Dalam bahasa Inggris, Sawo disebut sapodilla, chikoo, atau sapota. Buah Sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. sawo merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Pada buah sawo juga dapat kita temui kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah. Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niasin, B6, dan          vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral, Sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan. Di dalam buah sawo juga terkandung vitamin E, kita tentu tahu kulit kita sangat membutuhkan vitamin ini. sebab dengan vitamin E kulit kita akan tampak lebih bersih, menjaganya tetap lembab dan mencegah penuaan dini atau keriput pada kulit. Naaahh berikut kandungan pada buah sawo.

3.6.  Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan
       a)    Baik untuk Tulang
  Di dalam buah sawo terkandung senyawa fosfor dan juga kalsium, sehingga baik bagi kesehatan tulang kita. karena tulang memang sangat membutuhkan fosfor dan kalium untuk menjaga kekuatannya. Jadi tulang kita bisa tetap sehat kini dan nanti saat hari tua.
       b)    Baik untuk Kesehatan Mata
              Di dalam buah sawo terkandung vitamin A yang tinggi, sehingga jika anda mengkonsumsi buah ini anda akan mendapatkan manfaat yang baik bagi mata anda. Yaitu menyehatkan mata anda, jadi anda bisa mengkonsumsi buah yang lezat namun juga menyehatkan mata.
       c)    Kandungan Protein
Kita tahu bahwa protein baik bagi pertumbuhan apalagi bagi anak anak, nah anda bisa juga mendapatkan asupan protein dengan mengkonsumsi buah sawo.
       d)    Baik untuk Kulit
Di dalam buah sawo terkandung vitamin E, kita tentu tahu kulit kita sangat membutuhkan vitamin ini. sebab dengan vitamin E kulit kita akan tampak lebih bersih, menjaganya tetap lembab dan mencegah penuaan dini atau keriput pada kulit.
       e)    Mengatasi sembelit
Sawo banyak mengandung serat, Ladies, sehingga baik untuk melancarkan buang air besar Anda. Sawo juga dapat melindungi membran atau kulit usus besar agar tidak mudah terkena infeksi.
       f)    Bermanfaat untuk kehamilan
Karena mengandung karbohidrat dan nutrisi yang lain, sawo sangat baik bagi ibu hamail atau menyusui. Karena kandungannya tersebut, sawo juga dapat membantu gejala kehamilan yang membuat Anda merasa kurang nyaman seperti mual dan pusing, Ladies.
       g)    Menghentikan pendarahan
Sawo ternyata juga bermanfaat untuk menghentikan pendarahan saat terjadi luka, Ladies.
       h)    Obat anti virus dan bakteri
Sawo mengandung zat antioksidan yang dapat mencegah masuk dan tumbuhnya virus, parasit dan bakteri, Ladies. Vitamin C di dalamnya bertugas menangani radikal bebas sedangkan zat lain seperti potassium, zat besi, niacin, asam folat dan asam pantotenat berfungsi untuk menjaga kesehatan organ pencernaan.
       i)     Mencegah diare
Sawo juga dapat berfungsi obat pencahar, Ladies, yang akan memperlancar sistem pencernaan Anda. Anda dapat membuat ramuan sawo dengan cara merebusnya di dalam air. Selain itu, sawo juga dapat mengatasi penyakit ambeien dan disentri, Ladies.
       j)     Kesehatan mental
Sawo bersifat menenangkan, Ladies. Hal ini membuat sawo berfungsi untuk mengurangi stres dan menenangkan syaraf. Jadi, bagi Anda yang kerap mengalami insomnia, depresi dan sering cemas, dapat mencoba satu alternatif ini.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
       a.     Sawo dari keluarga Sapotaceae. Berakar tunggang. Batang berkayu, keras. Daun (folium) Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. Merupakan bunga majemuk, di ketiak daun (flos axillaris), berkelamin dua,buah sejati, tunggal, berdaging dan buni.
       b.    Tanaman Sawo berupa pohon ,tingginya lebih dari 2 meter.
       c.     Akar (radix) tanaman termasuk akar tunggang. Batang (caulis) berkayu, keras, tipe percabangannya adalah monopodial. Daun (folium) Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. Bunga (flos) pada tanaman Sawo merupakan bunga majemuk, di ketiak daun (flos axillaris), menggantung, berkelamin dua. merupakan buah sejati, tunggal, berdaging dan buni.
       d.    Tanaman Sawo Kecik (Manilkara kauki Dubard) berfungsi sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih areal-areal yang kurang subur dan kritis. sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni seperti patung, ukiran, bahkan peralatan musik seperti rebana dan badan biola

4.2. Saran

              Bahwa apa yang terkandung dalam makalah ini bukan semata pemikiran penulis, tetapi penulis ambil dari berbagai macam referensi, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih sangat banyak terdapat kesalahan baik dari segi bahasa maupun penulisan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk membuat makalah penulis kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang.


Download File Lengkapnya : Klik Disini